Polman, Sulbarkita.com -- Ratusan hektar sawah di Dusun Katitting, Desa Tandung, Kecamatan Tinambung, dipastikan gagal Panen. Hal itu lantaran padi yang ditanam para petani mengalami kekeringan, sehingga tanahnya retak dan padinya pun tidak tumbuh subur.
Salah satu petani penggarap sawah di Desa Tandung, Zainal Abidin mengatakan tanaman padi tahun ini dipastikan gagal dipanen. “Karena padinya tidak sehat dan tidak berbuah, apalagi sawah tersebut adalah sawah tadah hujan,” ujarnya kepada Sulbarkita.com saat ditemui pada Rabu 13 Maret 2019.
Menurutnya, areal persawahan di Desa Tandung yang luasnya 100 hektar hanya mengandalkan air hujan, sebab saluran irigasi belum tersedia. “Pasti gagal panen kalau sudah seperti ini kondisinya, tanahnya retak-retak dan kering . Apalagi hampir satu bulan tidak pernah ada hujan dan sawah disini jarang terkena air sebab pengairan jauh,” katanya.
Selain itu kata dia, akibat gagal panen tersebut para petani padi ditaksir mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Ini dikarenakan ongkos tanam yang dikeluarkan tidak sedikit, seperti biaya pupuk, biaya garap dan lainnya. “Sawah disini sudah kesekian kalinya gagal panen karena tidak ada pengairan,” ujar Zainal.
Pasca dipastikan gagal panen, para petani pun berinisiatif mengumpulkan rumput padi yang tidak berbuah untuk dijadikan makanan sapi dan kerbau peliharaan. “Dari pada kami sangat rugi tidak ada mengambil hasilnya, terpaksa padi tersebut kami ambil untuk dijadikan makan kerbau peliharaan kami,” kata Zainal.
Atas kejadian ini, Ia berharap Pemerintah Kabupaten Polman khususnya dinas terkait dapat memberi solusi agar petani tidak terus mengalami kerugian. “Harapan kami, petani di wilayah ini kalau tiba musim panen dapat memetik hasil panen yang bagus,” ucap Zainal.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pertanian, Lahan dan Air, Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Polman, Andi Ibrahim Wela, menjelaskan bahwa wilayah Desa Tandung memang merupakan kawasan pertanian tanah dangkal dan sawah di lokasi tersebut hanya mengandalkan air hujan.
Namun kata Ibrahim, jika dibuatkan saluran pompanisasi untuk mengairi sawah, diperlukan perencaan matang karena mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. “Penyuluh sudah sampaikan kepada petani bila mendekati musim kemarau, jangan dulu menanam padi. Dan sudah disarankan untuk menanam tanaman Palawija, akan tetapi petani masih ngotot menanam padi,” katanya.
Ahmad G
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar