Polewali Mandar, Sulbarkita.com -- Penimbunan lahan proyek pembangunan masjid Pemkab Polewali Mandar yang menelan anggaran mencapai Rp 1,8 miliar menuai sorotan. Pasalnya timbunan yang digunakan pada proyek yang terletak di jalan Kartini, Kecamatan Polewali, itu diduga tidak sesuai perencanaan.
Dugaan itu dikuatkan oleh kondisi tanah timbunan yang bercampur dengan puing reruntuhan material bangunan. Dari hasil pantauan Sulbarkita.com, terdapat pecahan batu bata merah dan pecahan keramik di antara tanah timbunan.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Polman, Arsyad Affandi mengakui terdapat puing di antara urukan lahan proyek masjid. Padahal bila merujuk pasa perencanaan, kata Arsyad, material urukan harusnya tanah padat. “Timbunannya harus tanah padat sesuai perencanaan bukan material bekas,” kata Arsyad saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa, 3 Desember 2019.
Namun Arsyad menyatakan keberadaan puing tersebut bukanlah ulah kontraktor, tapi ulah warga yang membuang puing bekas bangunannya di area timbunan. “Warga sengaja buang pada malam hari,” kata dia.
Proyek masjid Pemkab Polman bakal dibangun pada lahan seluas 148 meter kali 68 meter. Lahan yang berada persis di tepi di jalan Kartini itu mulanya adalah area persawahan yang sebagian dibeli pemkab Polman dari masyarakat, sebagian lainnya tanah hibah.
Rencananya, masjid ini akan menjadi salah satu proyek mercusuar Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar. Ia bakal menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proyek tersebut. Proyek itu ditarget mulai dibangun pada 2020. “Di sini akan dibangun masjid terbagus se-Sulawesi,” kata Ibrahim saat perayaan maulid di Gabungan Dinas (Gadis) Polman, Senin, 25 November. “Ke depan saya akan kembangkan menjadi Islamic Center.”
Ahmad G
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar