Polewali Mandar

Kamis, 20 Februari 2020 | 16:18

Ulaiyah Azkadina saat dirawat di RSUD Polman/ Sulbarkita.com-Ahmad G

Buntut Penolakan Pasien, 2 Puskesmas Polman Ditegur Keras

Kepala Dinas Kesehatan Polman Andi Suaib Nawawi tak mampu menyembunyikan amanahnya. Pagi buta, Rabu, 29 Januari 2020, ia bergegas menyambangi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Binuang dan Massenga.

Para dokter dan petugas kesehatan lantas dikumpulkan Andi Suaib, dan “diceramahi” soal larangan menolak pasien. Pada Selasa malam, Andi mendapat informasi bahwa ke dua Puskesmas tersebut menolak melayani seorang pasien balita. “Saya memberi peringatan tegas kepada mereka,” kata Suaib saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu, 29 Januari lalu.

Pasien tersebut adalah Ulaiyah Azkadina, balita berusia 1 tahun 5 bulan, yang mengalami kejang karena panas tinggi. Putri dari pasangan Mulyadi, 26 tahun, dan Nadia, 18 tahun, warga Kelurahan Ammasangan, Kecamatan Binuang, itu nyaris terlambat ditangani lantaran ditolak oleh Puskesmas Binuang dan Puskesmas Massenga.

Pada Selasa, 28 Januari 2020, Ulaiyah dibawa Mulyadi ke Puskesmas Binuang untuk menjalani perawatan. Bukannya merawat, pihak Puskesmas langsung menolak dengan dalih ruangan untuk rawat inap sudah penuh. Pada hari yang sama, pria yang sehari-harinya menjadi buruh bangunan itu bergegas ke Puskesmas Massenga yang berjarak sekitar 7 kilometer dari Puskesmas Binuang. Setali tiga uang, Puskesmas Massenga juga menolak putrinya.

Alasannya lebih unik lagi, petugas Puskesmas menyatakan tidak menerima pasien yang usianya di bawah dua tahun. Beruntung, Ulaiyah langsung mendapat perawatan saat dibawa ke RSUD Polman. “Saya sangat kecewa karena bola mata anak saya sudah naik ke atas, badannya kejang-kejang, dan panas tinggi,” kata Mulyadi saat ditemui di Puskesmas Massenga, Jalan Olah Raga, Polewali, pada Rabu, 29 Januari 2020.

Kepala Dinas Kesehatan Andi Suaib menyatakan sikap ke dua Puskesmas tersebut sangat keliru. “Ini kesalahan petugas dalam memahami pelayanan prosedur,” kata dia. “Kalau pun memang tidak ada tempat tidur, baru dirujuk. Bila perlu ditangani ahli, baru dirujuk,” kata Andi Suaib. Kendati demikian Suaib tidak menyebut kemungkinannya akan ada sanksi untuk mereka.

Tak Ada Ruang Inap Anak

Kepala Puskesmas Massenga, Asmelya, menyatakan tidak bermaksud menolak Ulaiyah. Namun dia tak ingin Ulaiyah bercampur dengan pasien karena rentan ditulari penyakit. “Ruangan rawat inap di Massenga tercampur dewasa dan anak-anak, tidak ada sekat,” kata Asmelya melalui sambungan telepon pada Senin, 3 Februari 2020.

Alasan lainnya adalah jika pasien berusia di bawah dua tahun standar operasionalnya harus ditangani dokter spesialis anak. “Sementara di Puskesmas kami hanya memiliki dokter umum,” kata dia.

Sementara Kepala Puskesmas Binuang, Nurhayati, mengatakan Ulaiyah sempat ditangani oleh petugas kesehatannya. Namun tak diberikan fasilitas perawatan inap karena ruangan penuh.

Nurhayati menyatakan sebenarnya ada satu ruangan tapi khusus untuk dewasa karena di dalamnya ada penderita TBC (Tuberkulosis). “Kami khawatir dia tertular,” kata dia saat ditemui di RSUD Polman, Rabu , 29 Januari 2020.

AHMAD G 



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas