Majene

Minggu, 22 April 2018 | 06:08

Misbah Sabaruddin/Sulbarkita.com-ASR

Majene, Sulbarkita.com-- Hari Kartini baru saja dirayakan pada 21 April, perjuangan istri Bupati Rembang di era kolonial itu, banyak menginspirasi perempuan Indonesia, tak terkecuali perempuan-perempuan Majene, Sulawesi Barat.

Salah satunya Misbah Sabaruddin, seorang aktivis pendidikan dan juga jurnalis. Sejak 2016, Misbah aktif menjadi relawan pengajar pada kegiatan dan gerakan sosial bidang pendidikan. Alumni Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Jurusan Pendidikan Fisika itu harus rela dikirim ke pelosok Sulbar, demi mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar.

Baginya, menjadi relawan pendidikan adalah pilihan yang tak mungkin diabaikan lagi. Sebab masalah pendidikan adalah masalah nasional yang juga mendera Sulbar. Risiko dan tantangan apapun sudah menjadi konsekuensi yang siap dihadapinya, "Saya sudah telanjur jatuh cinta pada dunia relawan, dan selamanya akan menjadi relawan," kata gadis kelahiran Majene 22 tahun lalu itu.

Misbah lantas menceritakan awal mula terjun ke dunia relawan pengajar. Saat mahasiswa, dia ikut gerakan sosial kelas Inspirasi di Majene dan Polman. Organisasi itu terbentuk oleh para kader Gerakan Indonesia Mengajar, lembaga yang dulu dimotori Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat ini.

Di organisasi ini, Misbah pun kenyang pengalaman mengajar di pelosok yang belum tersentuh akses transportasi yang baik. Salah satunya saat menyambangi SD 36 Belia, di Kecamatan Pamboang, yang terisolasi di sebuah kampung di atas pegunungan Majene.

Untuk menempuh sekolah tersebut, Misbah berjalan kaki selama 3 jam ke atas gunung yang kerap licin bila hujan, "Kami  berangkat jam 21.00 WITA dalam kondisi hujan, tiba jam 00.00 WITA," kata dia mengenang.

Menurut Misbah, sekolah tersebut adalah satu dari sekian banyak akses pendidikan masyarakat di Sulbar, yang belum terfasilitasi dengan baik. Kondisi jalan yang tidak didukung jalur transportasi membuat murid-murid terabaikan dari fasilitas pendidikan, dan guru yang tak betah mengajar. Dia pun berharap, keterlibatannya sebagai relawan, bisa memperbaiki kualitas pendidikan di pelosok.

Selain mengajar ke pelosok, Misbah bersama Inspirasi Polman juga mengajarkan kepada siswa SD sampai SMP ilmu jurnalistik. Maklum, selain sibuk sebagai pengajar, gadis berkaca mata itu juga menjabat Pimpinan Radaksi Majalah Karakter Unsulbar, sebuah majalah kampus di Unsulbar.

Tepat di hari Kartini, 21 April 2018, dia berkeliling di sekolah-sekolah tersebut untuk menularkan ilmunya. Misbah pun merefleksikan perjuangan Kartini dalam dirinya. Menurutnya, perempuan kini telah menikmati perjuangan dari Kartini lewat tegaknya emansipasi wanita atau kesetaraan gender.

Oleh karena itu perempuan, kata Misbah, harus menunjukkan peran aktifnya dalam menata hidup bangsa ke depannya. Namun mereka tetap sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai anak, istri, maupun seorang ibu, “Menurut saya, Kartini sejati tidak hanya tahu tentang kesetaraan gender, tetapi memiliki kesadaran gender," katanya. (ASR)



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas