Polewali Mandar

Jumat, 13 Desember 2019 | 19:13

Kakek Eccu di Sungai Mandar/ Sulbarkita.com-Ashari

Polman, Sulbarkita.com – Eccu, 84 tahun, mendayung sampannya dengan perlahan di tepi Sungai Mandar, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Selasa 10 Desember 2019. Tangannya yang keriput masih gesit menarik gagang dayung agar sampan meluncur di atas air.

Sesekali bapak tujuh anak itu menghentikan sampannya untuk menggapai botol plastik yang mengambang di tepi sungai. Botol tersebut lalu diletakkan di haluan sampan yang telah penuh dengan sampah plastik. “Sambil cari rezeki, saya sekalian membersihkan sungai,” kata Eccu dalam Bahasa Mandar, suku mayoritas yang mendiami Sulawesi Barat.

Memunguti sampah di Sungai Mandar sudah menjadi rutinitas Kakek Eccu sepuluh tahun belakangan. Ia melakoni hal tersebut di sela kesibukannya melaut dan membantu istrinya Dalmi, 80 tahun, menjual hasil bumi seperti kelapa dan pisang. “Kebetulan sampah plastik ini bisa dijual juga Rp 1000 per kilogram,” kata Eccu yang mengaku bisa mengumpulkan lima kg sampah plastik perharinya.

Aksi Kakek Eccu memungunguti sampah di Sungai Mandar sempat viral di media sosial Facebook pada Senin 2 Desember 2019. Akun bernama Silfania Gustiana mengunggah foto Kakek Eccu sedang mengayun sampan berisi sampah plastik di Sungai Mandar. “Kalo liat ki sungai di Tinambung bersih, ini kodong Kakek yang selalu punguti sampah. Yang di perahunya itu semua sampah. Sehat selalu ki Pak,” tulis Silfania, menjelaskan foto tersebut.

Unggahan Silfania dibagikan ribuan kali oleh warganet. Sebagian besar dari mereka mengapresiasi tindakan Eccu membersihkan Sungai Mandar. Bahkan ada yang serta-merta mencari alamat Si Kakek. "Mohon infonya jika ada yang bertemu kakek ini. Ada rezeki sedikit untuk berbagi," tulis akun bernama Nurjannah Ado'e. Sulbarkita.com sudah mendapat izin untuk mengutip status Nurjannah.

Kondisi Sungai Mandar yang tercemar sampah memang menjadi perhatian masyarakat Polman beberapa tahun terakhir. Sebab sungai tersebut merupakan sumber utama air minum warga, kendati Polman memiliki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wai Tipalayo yang berdiri sejak 29 tahun silam.

Mukhlis, 31 tahun, warga Lingkungan Sepang, Kelurahan Tinambung, yang bermukim di bantaran Sungai Mandar, mengatakan keluarganya turun-temurun mengkonsumsi air sungai itu. Mereka mengambil air dengan membuat sumur kecil sedalam 50 sentimeter di bibir Sungai Mandar. “Warga di sini menyebutnya Wai Sauq atau air yang digayung," kata Muhlis, 31 tahun, di kediamannya, Rabu 11 Desember 2019. “Ada juga keyakinan Wai Sauq berkhasiat untuk kesehatan,” Mukhlis menambahkan.

Namun sejak Sungai Mandar dicemari sampah, warga setempat mulai was-was. Rusli, 60 tahun, mengaku kini mulai risih untuk mandi di sana. “Sedikit jijik, tapi apa boleh buat, karena cuma di sini tempat kami bisa mandi,” kata Rusli saat ditemui di bantaran Sungai Mandar, Selasa 10 Desember 2019. Warga di bantaran Sungai Mandar memang sebagian besar belum mempunyai sumur sendiri.

Rusli mengaku saban sore melihat Eccu menggunakan sampan untuk mengambil sampah plastik di bantaran sungai. Dia kagum atas aksi tulus Eccu yang menyempatkan diri untuk membersihkan sungai, saat sedang mengais rezeki. “Kakek Eccu dapat menjadi contoh bagi kami untuk membersihkan sungai dan tidak buang sampah lagi di sini,” katanya.

Sungai Mandar Berstatus Tercemar Berat
Sungai Mandar adalah kali terpanjang kedua di Sulawesi Barat setelah Sungai Maloso, Kecamatan Mapilli, Polman. Kementerian Pekerjaan Umum menyebutkan panjang Sungai Mandar mencapai 90 kilometer. Sungai ini melintasi tiga Kecamatan yakni Alu, Limboro, dan Kecamatan Tinambung.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Barat telah melakukan uji laboratorium terhadap Indeks Kualitas Air Sungai Mandar pada 2018. Salah satunya dengan menggunakan metode Storet yang umum digunakan untuk menentukan mutu air. Hasilnya mencengangkan, karena Sungai Mandar bersatus tercemar berat.


Sampah di bantaran Sungai Mandar/ Sulbarkita.com-Ashari

Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLH Sulbar Juwariah Jusuf mengatakan nilai pencemaran di enam titik pemantauan di Sungai Mandar mulai dari minus 43 hingga minus 60. “Dampaknya bila dikonsumsi bisa terserang diare karena keberadaan bakteri di situ,” kata Juwariah di ruang kerjanya, Kamis 12 Desember 2019.

Juwariah mengatakan salah satu pemicu tercemarnya Sungai Mandar adalah kebiasaan buruk warga seperti buang air besar (BAB) serta membuang sampah di sana. “Jangan buang sampah di sungai, karena selain menyebabkan banjir, bisa juga mencemari dan mengganggu kesehatan,” katanya memberi imbauan.

Kepala Seksi Pengelolaan Limbah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Polewali Mandar, Fitriani, mengatakan instansinya sudah melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak membuang sampah di Sungai Mandar. Adapun Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan DLHK Polman, Nursyam, mengatakan bekerjasama dengan aparat Kecamatan Tinambung untuk menyukseskan sosialisasi tersebut. “Salah satu bentuknya dengan menyediakan armada pengangkut sampah dan personil secara rutin," kata Nursyam melalui sambungan telepon pada Rabu 11 Desember.

Sementara Camat Tinambung, Arifin, mengatakan salah satu penyebab sulitnya memberantas sampah di Sungai Mandar adalah kebiasaan warga membuang sampah di sungai. “Padahal kami sudah menyediakan tempat sampah di beberapa titik. Ada dua bak kontainer untuk penampungan sampah,” kata dia melalui sambungan telepon, Rabu 11 Desember 2019.

Hal sebaliknya diungkapkan Muhidin, 38 tahun, warga Lekopaddis, Kecamatan Tinambung, yang rumahnya tak jauh dari bantaran Sungai Mandar. Dia mengatakan warga tak punya pilihan selain membuang sampah ke sungai. "Pemerintah di sini belum menyiapkan tempat penampungan sampah," kata Muhidin saat ditemui di kediamannya pada Rabu 11 Desember 2019.

Nursyam menambahkan sangat mengapresiasi bila ada pahlawan warga yang sukarela untuk membersihkan Sungai Mandar seperti Kakek Eccu. Ia menilai Eccu bisa menginspirasi warga untuk menjaga kebersihan Sungai Mandar. “Partisipasi aktif masyarakat seperti kakek itu sangat dibutuhkan, karena berawal dari kesadaran merekalah persoalan sampah bisa ditangani,“ ujar Nursyam.

Kehiduapan Sederhana Kakek Eccu
Eccu tengah berbaring di atas bale bambu saat Sulbarkita.com menyambangi kediamannya di Kampung Ressa, Dusun Tanganga-Tangnga, Kecamatan Tinambung, Polman, Kamis sore, 11 Desember 2019. Tak seperti biasanya, hari itu dia tak ke sungai untuk memungut sampah plastik. “Saya masih sakit perut,” ucapnya dengan suara lirih.


Kakek Eccu dan istrinya Dalmi/Sulbarkita.com-Ashari

Eccu tinggal di rumah khas Suku Mandar yang berbentuk panggung, dengan ukuran setengah lapangan bulu tangkis. Bangunannya terdiri atas dua kamar tidur, ruang tamu, dan dapur. Dindingnya berupa gamacca atau kulit pohon sagu yang disulam. Namun rumah tersebut mulai tampak reyot. Dinding gamacca telah lapuk dimakan usia. Pun demikian tiang rumahnya yang keropos. Warna dinding rumah juga tampak kusam lantaran menahun tak diolesi cat.

Di rumah itulah Eccu tinggal bersama istrinya, Dalmi, serta putrinya, Aslia, 31 tahun, dan dua cucunya. Adapun enam anak Eccu lainnya merantau ke Kota Baru, Kalimantan Selatan.

Sungai Mandar hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah Eccu. Eccu mengaku setia memunguti sampah di sana lantaran prihatin atas kondisi sungai yang kian hari kian kotor. “Dulu itu bersih sekali airnya, tidak seperti sekarang banyak sampah," keluhnya. Menurut Eccu, Sungai Mandar dulunya primadona warga untuk mandi dan mencari ikan. “Tapi karena kotor saya bikin sumur sendiri,” katanya.

Namun Kakek Eccu tak menyangka aksinya memunguti sampah di Sungai Mandar menjadi perhatian masyarakat Sulbar. “Tapi memang setahu saya, tidak ada orang selain saya yang memunguti sampah di sana."

Kebiasaan Eccu menyusuri Sungai Mandar untuk mengumpulkan sampah plastik membuat sang anak, Aslia, kerap khawatir. Ia pun selalu melarang ayahnya pergi ke sungai lantaran usia Eccu yang menua. “Tapi Bapak tidak mau," ucap janda dua anak tersebut.

MUHAMMAD ASHARI | ERISUSANTO | AHMAD G.

 

 

 

 

 

 

 



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas