Polewali Mandar

Kamis, 23 Mei 2019 | 18:24

Nenek Dara memungut sampah plastik di depan masjid Syuhada, Polewali/ Sulbarkita.com-Ahmad

Polman, Sulbarkita.com -- Sejak pagi buta, nenek Dara, 75 Tahun, warga Lingkungan Perumtel, Kelurahan Maddate, Polewali bergegas keluar rumah mengais rejeki dengan memungut beragam jenis sampah plastik.

Dengan penuh semangat, perempuan lanjut usia ini mengitari Ibu Kota Polman dengan menjinjing sebuah karung untuk menyimpan plastik bekas. Ia berkomitmen tidak akan pulang jika karungnya tak terisi penuh sampah plastik.

Nenek Dara berburu plastik bekas di tempat sampah depan kantor pemerintahan, swasta, masjid dan rumah warga. Sampah plastik hasil buruannya ini dibungkus dan dipadatkan di dalam karungnya, lalu dijual kepada pengepul dengan harga 1000 rupiah perkilo.

Dalam sehari, nenek Dara dapat memungut lima hingga 10 kilo sampah plastik. “Setiap hari kerja saya begini, sudah biasa, nak,” ujarnya saat ditemui di depan masjid Syuhada, Polewali, Kamis, 23 Mei 2019.

Pekerjaan tersebut ia lakoni sejak suaminya meninggal dunia lima tahun silam. Praktis, kehidupan ekonomi keluarganya pun meredup pasca mendiang suaminya telah tiada. “Saya punya tujuh orang anak, enam perempuan dan satu laki laki, semuanya sudah berkeluarga. Suami saya semasa hidup kerjanya berkebun,” tutur Dara.

Namun, ketujuh anaknya tak bisa berbuat banyak membantu ibunya, sebab perekonomian keluarga mereka juga masih kembang kempis. Enam putri nenek Dara mempunyai suami yang berprofesi sebagai pekerja buruh tambang pasir.

Sementara putra sulungnya juga bekerja sebagai buruh pengangkut pasir. “Kalau saya tidak memulung, apa yang saya pakai untuk membeli beras, ikan dan bayar listrik. Yang penting saya tidak pergi mengemis nak,” kata Dara.

Meski memulung ditengah teriknya panas matahari, nenek Dara yang dijumpai dalam suasana Ramadan ini tetap menjalankan kewajibannya sebagai muslim, yakni menunaikan ibadah puasa. “Alhamdullilh nak, puasa saya sampai sekarag belum ada jatuh,” ucapnya.

Saat ini, nenek Dara memiliki dua cucu yang tinggal menetap bersamanya. Ia pun berharap ada kepedulian pemerintah lantaran cucu laki-laki yang tinggal bersamanya terpaksa harus putus sekolah karena ketiadaan biaya. “Walau hidup serba terbatas, saya masih tetap bersyukur nak,” ucap Dara.

Ahmad G



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas