Budaya

Kamis, 19 April 2018 | 15:18

Ilustrasi Kowiq Poqgaq

Majene, Sulbarkita.com -- Sudah pernah mendengar legenda tentang senjata tersohor bernama Kowiq Poqgaq (ipoqgaq)? Senjata berupa pedang yang rumpang ini diperkirakan pernah eksis di kalangan Suku Mandar pada tahun 1840-an.

Tetua masyarakat adat di Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Darman U Hamasa mengatakan, Kowiq Poqgaq konon sakti mandraguna. "Pusaka ini ada di generasi kelima Suku Mandar," ujarnya kepada Sulbarkita.com.

Menurut Darman, pedang itu ada kalanya tidak lagi rumpang saking saktinya. Tapi terkadang, Kowiq Poqgaq akan kembali rumpang. Uniknya, kondisi ini konon dipengaruhi bila ada tokoh Suku Mandar yang meninggal dunia.

“Kalau ada pemangku adat akan meninggal dunia, pedang akan rumpang di dekat gagang," ujar Darman. "Namun kalau yang akan meninggal dunia masyarakat biasa, yang rumpang di bagian ujung pedang."

Legenda Kowiq Poqgaq bermula dari kisah pendekar sekaligus algojo bernama Dula. Ia berasal dari sebuah kerajaan besar di Sulawesi Selatan, yang sengaja dikirim untuk melakukan invasi militer ke kerajaan-kerajaan di Mandar.

Alkisah, Dula beserta pasukannya tiba di sebuah kampung adat bernama Putta’da (sekarang menjadi salah satu desa di Sendana). Ketika itu, Putta’da merupakan jantung Kerajaan Sendana. Adapun Kerajaan Sendana sendiri tergabung dalam federasi sejumlah kesultanan Mandar pesisir Pitu Babana Binanga.

Dengan penuh keberanian, Dula berhasil menyita perhatian penduduk kala itu. Kalimat tantangan dengan lantang diucapkannya: ia ingin berduel dengan jagoan di kampung tersebut, yakni Saini. Mendegar tantangan itu, Saini atau lebih akrab dengan gelar Puangna Tammalai mengamini permintaan Dula.

Maka terjadilah pertarungan sengit di antara keduanya. Konon, Saini terlihat kerepotan karena tidak mampu sedikit pun melukai tubuh lawannya. Ini karena Dula memiliki ilmu kebal terhadap senjata tajam. Meskipun Saini mengeluarkan berbagai ajian, Dula tetap bertahan.

Namun, kondisi itu tidak menggetarkan keberanian Saini. Melihat kehebatan Dula, Saini memutuskan untuk menghunus sebuah pedang pusaka sakti mandraguna. Pertarungan kembali dilanjutkan, hingga Saini berhasil melukai beberapa bagian tubuh Dula. Ilmu kebal Dula serta-merta tak berfungsi, termakan pedang pusaka Saini.

Pertarungan yang berlangsung berjam-jam itu akhirnya menuai titik akhir. Dula yang sempoyongan berlari ke balik pepohonan bambu untuk mengamankan diri. Dengan teriakan yang lantang, Saini pun menerjang pohon bambu di sekelilingnya. Sekali tebasan, Dula akhirnya tewas. Pasukan Dula yang gemetaran melihat tuannya kalah, akhirnya angkat kaki.

Nah, senjata Saini itulah yang disebut-sebut sebagai Kowiq Poqgaq. Pusaka itu berhasil menebas pepohonan bambu di sekitar Dula menjadi dua bagian. Begitu pun tubuh si pendekar dari Sulawesi Selatan. Namun dalam duel itu pulalah Kowiq Poqgaq mulai rumpang, dan tersohor sampai sekarang.

Erisusanto



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas