Pilkada Majene Adem Ayem, Akademisi Politik Unsulbar Angkat Bicara

Majene, Sulbarkita.com -- Akademisi Ilmu Politik Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Muhammad menilai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Majene tahun ini tidak seketat pemilihan periode lalu. Sebab menurut dia, belum ada figur lain yang dapat menandingi kekuatan sang petahana, yakni Fahmi Massiara.

“Tahun ini akan menghadirkan bupati petahana yang punya power besar, Fahmi Massiara berbeda dengan Fahmi pada Pilkada 2015 lalu,” kata Muhammad kepada Sulbarkita.com, melalui pesan singkat WhatsApp, Senin, 5 Januari 2019.

Hingga saat ini suhu politik di Kabupaten Majene masih terasa adem, padahal tahapan Pilkada Bupati dan Wakil Bupati itu mulai bergulir di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Majene. Desas desus bursa nama kandidat belum juga mencuat.

Kondisi tersebut kata Muhammad terjadi karena kandidat “Kuda Hitam” sangat sulit ada di Majene jika pemilih tradisional masih dominan dan preferensi pemilih masih cenderung hanya melihat ketokohan figur semata. “Bukan melihat pada program yang ditawarkan,” kata dia.

Namun kondisi itu akan berbeda jika dalam Pilkada Majene terjadi kejutan, misalnya kemunculan seorang figur dengan ketokohan, modal sosial, jaringan politik yang mapan. “Semisal Munafri Arifuddin Katta atau Andi Ruskati Ali Baal Masdar,” tutur Muhammad.

Meski begitu, Muhammad mengatakan ke dua figur tersebut masih perlu kerja keras untuk membuktikan bahwa ketokohan mereka lebih unggul daripada petahana. “Sebab sekali lagi Pemilih Majene dominan tidak begitu menjadikan program kerja kandidat sebagai preferensi memilih,” ucapnya.

Muhammad yang merupakan Ketua Jurusan Ilmu Politik Unsulbar itu menilai figur potensial pada Pilkada Majene 2015 hampir dipastikan tidak maju lagi, semisal Rizal Sirajudin dan Arifin Nurdin. “Itu karena pertimbangan kalkulasi politik untuk dapat bertarung kembali tahun ini. Kondisi ini jelas menguntungkan petahana,” katanya.

Muhammad Ashari