Budaya

Sabtu, 11 Agustus 2018 | 01:42

Dr Ramli (di tengah) meminta maaf ke masyarakat Sulbar/Sulbarkita.com

Mamuju, Sulbarkita.com – Salah satu Tim Perumus Pelajaran Muatan Lokal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Barat, Ramli akhirnya meminta maaf atas pernyataannya yang dinilai menghina masyarakat adat Sulbar. Hal tersebut dilakukan Ramli di hadapan puluhan masyarakat dan Tujuh Dewan Adat Pitu Ulunna Salu (PUS), di Lapangan Ahmad Kirang, Jalan Ahmad Kirang, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Jumat, 10 Agustus 2018.

“ Saya meminta maaf atas kesalahpahaman ini,” kata Ramli disambut riuh para perwakilan masyarakat adat yang hadir.

Ramli menjadi perbincangan beberapa hari belakangan karena menolak usulan Masyarakat Adat terhadap penamaan mata pelajaran muatan lokal siswa SMA/sederajat di Sulbar. Masyarakat adat ingin agar penamaan mata pelajaran tersebut mengakomodasi seluruh suku yang ada di Sulbar.

Masyarakat tak setuju dengan usulan Ramli dan kawan-kawan yang menamakan mata pelajaran tersebut Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Mandar. Alasannya penamaan tersebut mendiskriminasi suku minoritas yang tergabung dalam Pitu Ulunna Salu (PUS).

Namun Ramli menolaknya dengan landasan hasil penelitian ilmuan Jepang, Yamaguchi tentang ketidakjelasan bahasa di suku-suku Pitu Ulunna Salu (PUS). Penolakan Ramli dalam dokumen yang tersebar di media sosial lantas mengundang reaksi masyarakat yang akhirnya menggelar rangkaian demonstrasi sejak awal Agustus.

Permohonan maaf Ramli dalam pertemuan di Lapangan Ahmad Kirang, akhirnya diterima Masyarakat Adat. Mereka menilai Ramli berbesar hati mengakui kesalahannya sehingga Masyarakat Adat merasa tuntutannya terpenuhi, “Dengan demikian kami menilai kasus ini sudah selesai,” kata Damris, salah satu tokoh adat PUS.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulbar, Arifuddin Toppo berharap peristiwa tersebut tidak terulang. Untuk itu dia membatalkan muatan bahasa daerah dalam mata pelajaran Mulo untuk waktu yang ditentukan. “Kami berharap para penutur itu bisa sepakat dulu,” katanya.

ERISUSANTO

 



Komentar Untuk Berita Ini (1)

  • Muqaddim Minggu, 18 Agustus 2019

    Sebenarnya bisa saja tetap menggunakan nama Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Mandar tetapi harus melakukan diskusi dengan para tokoh adat dengan pendekatan sejarah. Karena jelas Suku Mandar melingkupi seluruh wilayah Sulbar hanya saja dalam suku Mandar terd

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas