Polewali Mandar

Senin, 16 Desember 2019 | 19:27

Bangkai Ikan Terbang yang mengeluarkan bau menyengat di Polman/ Sulbarkita.com-Ahmad

Polewali Mandar, Sulbarkita.com -- Sudah dua pekan, bau menyengat puluhan ton bangkai ikan Terbang mengganggu warga Kabupaten Polewali Mandar. Bangkai ikan yang merupakan olahan perusahaan ikan ekspor asal Makassar CV Satoimo Sulawesi tersebut berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Kelurahan Lantora, Kecamatan Polewali, samping kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Polewali Mandar.

“Kami sudah dua kali menegur pihak pengelola supaya membersihkan bangkai ikan Terbang itu dengan cara dikubur, tidak dijemur,” kata Lurah Lantora, Hafsah kepada Sulbarkita.com via telepon, Senin, 16 Desember 2019.

Hafsah mengatakan, warga sekitar sudah berkali-kali melaporkan kejadian tersebut kepada Pemerintah Kelurahan Lantora. Sebab itu, ia pun memberikan tenggat waktu kepada pihak perusahaan agar secepatnya membersihkan bangkai ikan tersebut. “Saya kasih jangka waktu sampai hari Senin (hari ini), apalagi jumlahnya tidak sedikit, sampai 50 ton,” ujarnya.

Menurut Hafsah, mulanya bau menyengat yang tercium hingga radius 500 meter tersebut disangka berasal dari bangkai manusia, sehingga pihak Kelurahan Lantora berkoordinasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan kepala lingkungan untuk mencari sumber bau tersebut. “Mesin pendingin perusahaan itu rusak. Akibatnya, bau ikan menyebar sampai di tiga kelurahan,” ucapnya.

Salah seorang warga Lantora, Wahyuni mengatakan, dampak bau busuk tersebut membuat keluarganya berniat mengungsi sementara waktu. Sebab kata dia, bau busuk itu mengganggu aktivitas sehari hari keluarganya seperti makan, tidur, mandi dan beribadah.

“Bapak saya sudah mau mengungsi. Anak-anak kepalanya pusing mencium bau busuk yang terus menerus, bahkan ada warga sampai muntah-muntah,” tuturnya saat memprotes pengelola ikan Terbang di TPI.

Warga Kelurahan Wattang, Ahmad sangat menyesalkan lambatnya penanganan bau bangkai ikan tersebut. Apalagi baunya sudah menganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah. “Yang paling terdampak bau busuknya itu Kelurahan Wattang, Lantora dan Takatidung,” ujarnya.

Pengelola usaha ikan ekspor CV Satoimo Sulawesi, Muh. Tahri menuturkan, ikan Terbang itu didapatkan dari Somba, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Pihaknya menampung ikan tersebut ke dalam gudang pendingin. Namun, bau busuk tersebut terjadi karena kerusakan pada mesin pendingin.

“Kami akan kubur bangkai ikan yang busuk. Terkait ijin Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kami tidak tahu menahu karena perusahaan kami hanya pihak ketiga,” ucapnya saat ditemui di kantor Dinas Perikanan dan Kelautan, Polman.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Polman, Muh Akbar menyampaikan terjadinya gelombang aksi unjuk rasa warga bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membuat pihaknya berupaya menyelesaikan persoalan ini. Bahkan alat berat excavator telah dikerahkan untuk membantu mengubur bangkai ikan tersebut.

“Kalau sudah ditimbun Insha Allah aman, nanti gudang penyimpanannya juga disemprot untuk menghilangkan bakteri. Usahanya distop dulu sampai mesinnya baik kembali,” kata dia saat dikonfirmasi via telepon.

Ahmad G



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas