Majene

Sabtu, 31 Maret 2018 | 09:41

Majene, Sulbarkita.com -- Pengerjaan proyek tanggul sungai di Copala - Simullu, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene Sulawesi Barat, masih bermasalah. Setelah sempat roboh, penggarapan proyek senilai Rp 12 miliar ini diduga tidak sesuai perencanaan. Padahal dananya bersumber dari anggaran negara.

Bagian yang tidak sesuai rancangan anggaran biaya (RAB) salah satunya teknik pembesian dan pengerjaan timbunan. RAB menyebutkan, bentangan besi proyek mestinya ada delapan ikatan. "Namun yang terpasang hanya enam ikatan," kata seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, keanehan lainnya adalah PT Banua Surya melakukan pengerukan dasar sungai sebagai bahan timbunan. Padahal RAB menyebut pengerukan mestinya memakai tanah dari luar. "Akibatnya tanggul atau tebing tersebut terlihat menggantung dari permukaan dasar sungai," kata dia.

Selain itu, sumber lain menyebutkan bahwa semen kadang tercampur dengan tanah. Ini karena dalam proses pencampuran tidak memakai alat penadah semen. Persoalan lainnya, masih ada penyedia tenaga kerja penambangan yang belum mendapat upah sampai saat ini. Padahal proyek tersebut sudah rampung Januari tahun ini.

Sesuai perjanjian, upah untuk penambang sebesar 3 persen dari nilai material yang tercantum dalam RAB. "Seharusnya perusahaan kami sudah dibayar pada Maret ini, tapi PT Banua Surya belum menepatinya," kata Muh Nur Salman dari perusahaan penambang, CV Surya Nusantara.

Sementara Direktur PT Banua Surya Ramlan Ramli saat dihubungi Sulbarkita.com menampik dugaan itu. Menurutnya pekerjaan PT Banua sudah sesuai perencanaan. Karena itu bila ada laporan kecurangan, artinya pelaksana lapanganlah yang tidak bekerja baik. "Karena laporan yang saya terima sudah sesuai apa yang ada di RAB," ujar Ramli.

Pihak Kejaksaan Negeri Majene saat dihubungi menolak berkomentar lebih jauh. Kepala Sie Pidana Khusus Rizal Faharuddin yang dihubungi Sulbarkita.com beralasan proyek itu masih dalam proses pemeliharan. "Saya belum bisa menanggapi. Kalau proyeknya 2017, berarti sekarang masih tahap pemeliharaan," jawabnya singkat.

Proyek penguatan tebing sungai mulai dikerjakan 30 Januari hingga 24 Desember 2017. Namun pada 27 Desember lalu, 67 meter dari 2.800 meter bentangan itu runtuh. (ASR)



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas