Majene, Sulbarkita.com -- Setiap wajib pilih diharuskan membawa identitas pendamping dalam menyalurkan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April mendatang. Identitas pendamping tersebut dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik, Pasport, Surat Izin Mengemudi (SIM) ataupun indetitas diri lainnya.
Komisioner KPU Majene, Munawir Ridwan mengatakan, untuk wajib pilih atau Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) harus membawa pendamping indetitas diri tersebut. Identitas diri itu nantinya diperlihatkan kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS.
“Identitas pendamping diri itu akan mendampingi C6 atau A5 bagi yang pindah memilih. Namun bagi DPK harus memiliki KTP-el untuk aturan saat ini,” kata Munawir di sela kegiatan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Surat Suara (Tungsura) di Lapangan Sepak Bola Baruga, Kelurahan Baruga, Kamis, 28 Maret 2019.
Munawir mengatakan, setiap penyelenggara Pemilu khususnya KPPS harus patuh dan menjalankan perintah undang-undang demi mencegah persoalan yang mungkin timbul dikemudian hari. “Saat ini aturan normatifnya seperti itu, jadi kami selalu mengarahkan kepada aturan agar tidak terjadi persolan di kemudian hari,” ujarnya.
Atas regulasi itu, Munawir mengimbau kepada wajib pilih agar tidak lupa membawa indentitas yang dimaksud. Namun Komisioner KPU Kabupaten Majene, Divisi Teknis Penyelenggaraan ini menyebut bahwa dalam kondisi mendesak, situasi itu dapat dikordinasikan dengan para pihak yang terlibat dalam proses pemungutan suara di TPS, misalnya para saksi dan pengawas TPS.
Untuk diketahui, hari ini Mahkamah Konstitusi telah mengabulkan permohonan tentang penggunaan Surat Keterangan (Suket) pada pemilu tahun ini. Setiap wajib pilih yang tidak mempunyai KTP el dapat menggunakan Suket pada pemilu tahun ini.
Muhammad Ashari
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar