Tokoh

Kamis, 21 Desember 2017 | 21:09

Mantan Ketua KPK Abraham Samad/ berita-sulsel.com

Hari anti korupsi sedunia belum lama berlalu, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad tak pernah melewatkan momentum itu untuk merefleksikan kembali perjalanannya dalam memberantas korupsi. Salah satunya dengan mengingat memorinya bersama mendiang Jaksa Agung Baharuddin Lopa.

Abraham adalah salah satu murid kesayangan Lopa kala berstatus mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Wajar bila Abraham banyak merekam aktivitas sang legenda penegak hukum Indonesia tersebut di masa kuliah. “Perjalanan saya banyak terinspirasi dari kisah hidup beliau,” kata Abraham saat ditemui Sulbarkita.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Salah satu kisah Lopa yang diingat Abraham adalah kesederhanaannya. Seusai Abraham menyandang status sarjana pertengahan 1993, mantan aktivis antikorupsi asal Makassar itu mengunjungi kediaman dinas Lopa di Pondok Bambu, Jakarta Timur pada suatu sore. Kala itu Lopa menjabat Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM dan Sekjen Komnas HAM.

Abraham kaget karena rumah dinas sang legenda tak dijaga aparat keamanan, padahal dia adalah pejabat negara. Walhasil Abraham bisa langsung nyelonong ke depan pintu rumah Lopa karena pos penjagaan melompong, “Saya ingat betul beliau menerima saya dengan baju kemeja dipadu sarung,” ucap Abraham.

Di selah percakapan, Abraham memohon maaf karena langsung masuk ke halaman rumah Lopa. Abraham hendak permisi tapi pos penjagaan tak berperpenghuni, “ Tidak apa-apa, memang saya suruh mereka (petugas) pulang supaya bisa berkumpul keluarganya,” kata Abraham menirukan Lopa.

Abraham pun mengartikan bahwa rumah tersebut selalu tanpa penjagaan. Namun Abraham muda tergidik dengan gaya Lopa mengingat Jakarta dikenal kota yang keras, “Apa yang mau dijaga di sini, harta saya tidak ada. Biarlah saya dijaga Allah,” ujar Lopa seperti ditirukan Abraham.

Dalam pertemuannya tersebut, Lopa banyak memberi petuah ke Abraham. Salah satunya saat Abraham menyatakan hendak berkarir sebagai pengacara, “Sebagai pengacara kau boleh saja salah, asal jangan berbohong, jangan pernah jadi orang brengsek,” ucap Lopa.

Pernyataan Lopa itulah yang kerap terngiang di ingatan Abraham dalam menjalani profesi sebagai pengacara. Pun demikian saat dia berani mengambil segala resiko dalam memimpin lembaga superbody Komisi Pemberantasan Korupsi, “Kata-kata beliau seperti filter bagi saya.”

Namun Abraham mengaku tak mudah mendefenisikan setiap petuah putra Sulbar yang penuh makna tersebut. Salah satunya saat Lopa berujar ; Bila mengukur sesuatu ukurlah dengan kancing bajumu. Abraham menduga makna petuah Lopa adalah selalu mendengarkan hati nurani, “Tapi sampai hari ini saya belum temukan pasti jawaban pesan itu.” (TS)



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas