Mamuju

Jumat, 27 Desember 2019 | 20:36

Pasien Penderita Demam Berdarah/ Sumber: Tempo.co

Mamuju, Sulbarkita.com -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal itu lantaran penderita penyakit tersebut meningkat dua kali lipat pada 2019 mencapai 316 orang.

“Naik dua kali lipat karena sepanjang 2018 korban DBD hanya sebanyak 156 orang,” ujar Kepala Bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mamuju, Alamsyah Thamrin kepada Sulbarkita.com via telepon, Jumat, 27 Desember 2019.

Bahkan Alamsyah mengatakan satu orang sudah dinyatakan meninggal akibat DBD. Korban adalah Aryadna Putri Paramai, 18 Tahun, warga Dusun Salu Layang, Desa Bambu, Kecamatan Mamuju.

Aryadna yang merupakan mahasiswa Universitas Tomakaka Mamuju itu dirawat intensif di rumah sakit sejak Jumat, 22 November 2019. Ia pun dinyatakan meninggal dunia pada Kamis, 28 November 2019. “Setelah kejadian itu kami mengajukan surat ke bupati agar DBD ditetapkan sebagai KLB,” kata Alamsyah.

Menurut Alamsyah wilayah yang terparah penyakit DBD hingga saat ini yakni Kecamatan Mamuju, Kecamatan Simboro, Kecamatan Kalukku dan Kecamatan Tommo. “Kalau yang paling banyak terserang penyakit DBD ada di Kecamatan Mamuju dan Simboro. Namun rincian jumlahnya ada pada tim kami,” tutur Alamsyah.

Alamsyah mengatakan Mamuju baru kali pertama mendapat status KLB untuk penyakit DBD. Oleh karena itu Dinkes langsung berusaha keras untuk mencegah wabah DBD semakin meningkat. “Sejak awal bulan ini kami telah melakukan fogging dan akan berlangsung hingga 30 hari ke depan,” ucap Alamsyah.

Alamsyah menambahkan kemungkinan data penderita DBD akan bertambah karena baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju yang menyetor datanya. Sementara data RS Mitra Manakarra, RS Bhayangkara dan RS Regional Sulbar belum menyetor data sampai Jumat 27 Desember.

Sulbarkita.com mendatangi RS regional Sulbar yang disebut Dinkes Mamuju belum menyetor data penderita DBD-nya. Hingga Jumat, jumlah pasien DBD yang ditangani sebanyak 19 orang. Pada September jumlah pasien 6 orang, Oktober 10 orang, dan November 2 orang. “Untuk Desember datanya belum kami rampungkan, tapi yang sebelumnya itu semuanya sudah pulih,” kata Indahwati Nursyamsi, Direktur Rumah Sakit Regional, Sulawesi Barat, kepada Sulbarkita.com di ruang kerjanya, Jalan Martadinata, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Jumat, 12 Desembe3r 2019.

Dokter Indahwati mengimbau masyarakat agar mengenali gejala-gejala penyakit DBD. Kata dia, jika gejalanya timbul pada seseorang, penderita tersebut harus segera dirujuk ke rumah sakit. “Gejalanya seperti suhu badan meningkat dan munculnya bintik merah disekujur tubuh,” kata Indahwati.

Adapun Bupati Mamuju, Habsi Wahid berharap peran serta masyarakat dalam penanggulangan penyakit tersebut dengan cara membersihkan lingkungan sekitar seperti menjaga kebersihan selokan, sampah, atau kaleng bekas tempat nyamuk pembawa penyakit bersarang. “Itu juga sebagai upaya mewujudkan program kami yaitu Mamuju Mapaccing,” kata dia via telepon, Jumat.

Erisusanto



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas