Advertorial

Jumat, 07 Februari 2020 | 20:34

Tomalamber di Banggae di tengah berpakaian warna hitam/ Ist

Mamuju, Sulbarkita.com -- Bakal Calon Wakil Bupati (Cawabup) Majene, Sudarman AR menceritakan kisah perjuangan ke 3 kakeknya yang merantau ke Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan hingga ke tanah Pasundan tepatnya di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.

Ialah Almarhum Adjo Rahman dan dua orang saudaranya, Majid dan Husain. Mereka ialah putra dari ulama yang dimakamkan di taman depan masjid Rangas, Kabupaten Majene yakni Tomalamber di Banggae. Kepergian ke 3 kakek Sudarman ini bukan tanpa sebab, melainkan ada alasan yang membuat mereka harus meninggalkan kampung halamannya di Tanah Mandar.

“Kakek saya yaitu Adjo Rahman berjuang melawan penjajah Belanda. Jika ada patroli Belanda di Majene, dia menghalangi mobil mereka dengan menumbangkan pohon Kelapa,” kata dia via telepon kepada Sulbarkita.com, Kamis, 7 Februari 2020 malam.

Karena perlawanannya itu, Adjo Rahman dibayang-bayangi teror sang penjajah sehingga ia pun harus pergi jauh ke Bandung, Jawa Barat. Selang beberapa tahun kemudian, Adjo Rahman berkesempatan menjadi seorang Polisi dengan Nomor Registrasi Pokok  (NRP):21050017. “Pangkat terakhirnya adalah Ajun Komisaris Polisi dan pensiun pada 1976,” kata Sudarman.

Seperti halnya Adjo Rahman, ke dua saudaranya juga akhirnya mencari penghidupan di negeri orang, di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Majid bekerja di Kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Pare-Pare, sedangkan Husain menjadi prajurit TNI Angkatan Darat berpangkat Sersan Mayor yang juga dinas di Pare-Pare.

Majid kemudian memiliki 4 anak, salah satunya seorang polisi yakni Kombes Pol Syahrir Majid yang lulus Akabri pada 1970 dengan NRP: 49010001. “Cerita mantan Kapolri Jendral Surojo Bimantoro era Gusdur kepada saya, dia termuda diangkatannya se angkatan dengan Luhut Binsar Panjaitan. Dinas terakhirnya di Asrena Polda Jawa Timur. Ia meninggal di Surabaya pada 2018,” kata Sudarman.

Menurut Sudarman, kakeknya Sersan Mayor Husain telah lama beristri namun belum memiliki buah hati. Ia pun kembali ke kampung halamannya di Majene untuk berobat. “Ia disapa Aba Redy untuk memancing cepat punya anak, itu adat Mandar,” kata dia. Redy diambil dari nama anak keluarganya yang merupakan pemangku adat Mandar, Pabicara Kambo yang saat ini menjabat Wakil Bupati Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan, Ready Kambo.

Tidak berselang lama, Husain akhirnya memiliki putra tunggal yang juga berprofesi sebagai Polisi bernama Letkol Pol Syafruddin Husain AKABRI lulusan 1973 dengan NRP: 49040212. Jabatan terakhirnya Waka Identifikasi Mabes Polri dan Wafat pada 2007 di Jakarta. “Dia ini lettingnya Susilo Bambang Yudhoyono,” ucap Sudarman.

ADVERTORIAL



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas