Tokoh

Kamis, 16 Agustus 2018 | 13:44

Caleg No 1 Partai Garuda Tri Sulkarnain/Sulbarkita.com

Mamuju, Sulbarkita.com -- Terjun ke dunia politik menjadi pilihan Tri Sulkarnain Ahmad, Wakil Rektor IV Universitas Tomakaka menghadapi Pemilu 2019. Pria kelahiran Ujung Pandang, 17 Oktober 1986 tersebut ikut bertarung pada Pemilu Legislatif (Pileg) Provinsi Sulawesi Barat 2019.

Tri yang meraih nomor urut 1 dari Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) akan bersaing di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Barat V, yang meliputi Kabupaten Mamuju. Di Ibu Kota Sulbar tersebut, terdapat 9 kursi yang bakal diperebutkan untuk calon anggota DPRD.

Sebagai seorang akademisi, Tri punya alasan kuat untuk terjun ke gelanggang politik. Lulusan doktor atau S3 Ilmu Managemen Universitas Muslim Indonesia itu prihatin melihat masyarakat Sulbar yang masih sulit mengakses pendidikan yang berkualitas.

Akibatnya masyarakat khususnya generasi muda Sulbar sulit membendung pengaruh negatif yang semakin besar. Misalnya penyalahgunaan narkoba yang banyak menyeret kalangan muda Sulbar, “Saya terpanggil melihat kondisi ini,” katanya kepada Sulbarkita.com, saat ditemui di Café Moga, Jalan Abdul Syakur, Kelurahan Karema, Mamuju, Rabu, 15 Agustus 2018.

Seperti kita ketahui, Badan Narkotika Nasional mencatat Sulbar berada di peringkat 18 dari 34 provinsi dengan angka penyalagunaan narkoba tertinggi di Indonesia. Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 1,70 persen dari total penduduk Sulbar sejumlah 16,269 orang pada kelompok usia 10 – 59 tahun.

Menurut Tri, pendidikan yang berkualitas akan membuka kesadaran masyarakat khususnya generasi muda untuk meningkatkan kemampuannya. Pun demikian menghindari pengaruh buruk yang semakin meningkat. Oleh kerana itu, dia berharap bisa mendorong hal tersebut lewat jalur politik. “Sulbar membutuhkan pendidikan yang spesifik mengajarkan tentang akhlak yang baik," kata dia.

Selain itu, Tri juga terpanggil menapaki kursi legislatif untuk memupuk kepercayaan publik kepada wakil rakyat. Sebab menurut dia, masyarakat mengalami degradasi kepercayaan kepada legislator karena ulah mereka sendiri.

Dia mencontohkan kasus korupsi yang mengguncang DPRD Sulbar sebelumnya. Sehingga mengakibatkan sejumlah pimpinan DPR terjungkal dari kursinya. Ia berjanji akan menghindari tindakan koruptif bila kelak terpilih, “Hal-hal seperti inilah yang merusak citra DPRD.”

Putra dari tokoh pendidikan Sulbar Ahmad Taufan itu juga hendak mengajarkan cara berpolitik dengan baik kepada masyarakat. Salah satunya dengan mengampanyekan sikap politik yang anti-amplop atau kerap disebut serangan fajar.

Menurut Tri, masyarakat Sulbar tak boleh lagi disamakan barang dagangan yang harus dibeli. Mereka harus independen dalam memilih wakilnya dan meninggalkan sikap pragmatisme yang kerap dicontohkan para politisi yang tak bertanggungjawab. “Cara-cara seperti itu tidak beretika karena menilai masyarakat dengan uang.”

ERISUSANTO



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas