Polewali Mandar -- Angkatan Muda Palili (AMP) bakal menggelar festival Tellu Bangngi (Tiga Malam) di halaman kantor Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Kamis, 7 November 2019 mendatang. Festival tersebut berisi sejumlah tarian tradisional seperti tari Pakkimba, Bisu, dan Kottau.
“Persiapan kegiatannya sudah mencapai sekitar 70 persen,” ujar Ketua Panitia Festival, Amal kepada Sulbarkita.com, di Gedung Gabungan Dinas (Gadis), Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Selasa 29 Oktober 2019.
Kata Palili sendiri terdiri dari gabungan empat nama daerah atau etnis di Sulbar, yakni Pattae, Pannei, Dakka dan Pakkoe. “Mereka tersebar mulai dari Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar hingga Kecamatan Baras, Kabupaten Pasangkayu,” kata Ketua AMP, Dedi Irawan.
Festival ini akan dikemas semenarik mungkin dengan berbagai kejutan bagi pengunjung, salah satunya tarian tradisional bisu yang mengadung unsur mistik. Konon, para penari dapat mendengar pembicaraan penonton meskipun mereka hanya berbisik.
“Penari bisa menegur penonton yang berbicara tidak baik tentang tarian. Tapi sebelum dimulai, panitia akan menjelaskan terlebih dahulu tentang seluk beluk tarian tersebut,” ujar Dedi Irawan.
Ketua Dewan Pembina AMP, Andi Masri Masdar berharap agar kegiatan tersebut membuat masyarakat bisa memahami adat istiadat budaya Palili.
“Di Kecamatan Bulo ada festival kebun raya Bulo, di Kecamatan Alu dikenal dengan festival sungai Mandar. Kami ingin satu kecamatan satu destinasi wisata, ke depan kami akan kumpulkan seluruh pemuda di kecamatan supaya mereka bisa berkolaborasi membuat satu destinasi atau wisata unggulan,” kata Andi Masri.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, Kabupaten Polewali Mandar itu mengatakan, pihaknya ingin memberdayakan pemuda Palili di segala sektor, baik ekonomi, budaya dan lainnya untuk mendorong kemajuan ekonomi di Polewali Mandar.
“Jangan hanya meresmikan organisasi dengan pelantikan, tetapi bagaimana kalian bergerak dan menyentuh kebersamaan ini,” ucap Andi Masri.
Adat istiadat Palili, kata Andi Masri, sudah ada sejak dulu, hanya sekarang ini mereka berkembang dan ingin lebih eksis mengembangkan budaya Palili. “Perkenalkan budaya di Palili, kalau perlu jadi pioner pelestarian budaya nenek moyang di Palili sebagai aset budaya bangsa,” tuturnya.
Rencananya, pengurus AMP akan menyebar undangan kegiatan sebanyak 1000 examplar. Kegiatan itu juga akan dimeriahkan beberapa penampilan tarian lokal Polewali Mandar, pasar malam dan sepuluh ribu makanan tradisional Doda.
Ahmad G
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar