Majene, Sulbarkita.com -- Pembangunan wahana permainan Waterboom yang berada di Desa Tubo Selatan Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene disoal oleh Badan Pengawas Desa (BPD) Tubo Selatan. Hal itu lantaran dokumen-dokumen proyeknya tidak diketahui keberadaannya.
“Susah mengawasi pembangunannya karena kami tidak punya dasar. Kami tidak diberi dokumen seperti Rencana Anggaran Biaya (RAB),” kata Wakil Ketua BPD Tubo Selatan, Mashuri saat memberi keterangan di Kantor Desa Tubo Selatan, Senin, 17 Februari 2020.
Oleh karena itu, Mashuri mengaku hanya dapat mendengar keluhan masyarakat ihwal kondisi bangunan tersebut. “Kami sampaikan secara lisan tidak digubris, kami minta secara tulisan tidak digubris juga, jadi kami tidak punya pedoman untuk mengawasi pekerjaan,” katanya.
Baca Juga:
Desa Tubo Selatan Bakal Punya Waterboom
Proyek wisata Waterboom ini berada sekitar 30 meter ke arah barat Jalan Trans Sulawesi. Jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten Majene sekitar 70 kilometer ke utara. Waktu yang dibutuhkan paling cepat 1 jam 30 menit menggunakan kendaraan roda empat.
Saat ini area wisata dengan luas 30x40 meter ini seperti tak terurus lantaran ditumbuhi semak belukar. Sementara kolam yang berukuran 9x20 meter sebagai area utama wisata kini layaknya empang. Sebab air di dalamnya berlumpur dan kecoklatan. Ditambah lagi dasar kolam tersebut belum dilapisi lantai, kendati dindingnya telah dicor dan dipondasi.
Sekertaris Desa Tubo Selatan, Uspar juga mengaku tidak mengetahui administrasi termasuk arsip kontrak proyek wahana tersebut. “Saya tidak bisa komentar tentang masalah ini, karena mantan kepala desa yang baku atur dengan pihak pelaksana proyek,” kata dia.
Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, mantan Kepala Desa Tubo Selatan, Ruslan menyatakan kesal atas persoalan yang menyeret namanya tersebut. “Saya tidak mengerti tentang semua itu karena mereka orang baru, mengapa mereka baru banyak bicara saat saya tidak di situ,” ucap Ruslan pada Senin.
Ruslan yang saat ini berada di Kalimantan mengatakan, dana yang dianggarkan untuk Waterboom sebesar Rp315 juta. Itu termasuk pembelian tanah dan pembenahan wisata Talitting, area wisata lain di sekitar waterboom.
Sebagian dana tersebut, lanjut Ruslan, digunakan untuk kegiatan lain seperti lomba pariwisata. Alasannya diwaktu proyek berjalan ia juga ditunjuk oleh Dinas Pariwisata dan Dinas PMD Majene sebagai panitia.
“Semua anggaran 350 juta rupiah dengan pajak, data untuk penganggaran tersebut sudah saya kirim kepada pendamping desa dan Bendahara Desa Tubo Selatan,” tuturnya.
Haslan Syahrir
Komentar Untuk Berita Ini (1)
Kalian bingung masih muda tapi belum punya penghasilan? tapi kalian punya skill, bagi kalian yang masih belum ada kerjaan ataupun ingin mempunyai uang cepat Langsung hubungi customer service : http://bit.ly/VODKA2020 kami dan di no Whatsapp ini ya +628180
Posting komentar