Asal Muasal Penemuan Bunga Bangkai di Mamuju

Mamuju, Sulbarkita.com -- Bunga bangkai yang diduga berjenis Suweg, dengan nama latin Amorphophallus Paeoniifolius, tumbuh di halaman warga bernama Jefri Alasar, di Jalan Sukarno Hatta, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju.

Bunga yang tergolong langka ini diketahui keberadaannya sejak dua pekan terakhir. “Kami baru tahu setelah mencium bau yang tidak enak seperti bangkai,” kata Eunike, 20 Tahun, putri Jefri Alasar, saat ditemui Sulbarkita.com di kediamannya, Sabtu 2 November 2019.

Semula bunga tersebut tumbuh liar di bawah tumpukan atap seng yang teronggok di halaman rumah Eunike. Setelah atap seng dipindahkan, lambat laun bunga tersebut mekar berkembang.

Bunga tersebut berwarna ungu tua. Tingginya sekitar 30 centimeter. Adapun diameternya hampir seukuran ban mobil pete-pete. Di tengah kuncup bunga terdapat gumpalan menyerupai mahkota. Bahkan sepintas mirip kobaran api berwarna coklat tua.

Namun tak ada lagi bau busuk seperti yang dikatakan Eunike. “Baunya cuma muncul pada Kamis 31 Oktober. Bahkan tercium sampai 100 meter dari sini,” kata dia, “Habis itu menghilang sampai sekarang,” ucap gadis berambut panjang itu.

Bisa dikatakan ini adalah penemuan bunga bangkai jenis Suweg pertama di Mamuju. Itulah mengapa sejumlah peneliti telah menyambangi rumah Eunike yang berada persis di depan SMA 2 Mamuju. “Mereka akan datang lagi untuk melihat perkembangannya pekan depan,” kata Eunike yang mengaku tak tahu asal instansi dari para peneliti tersebut.

Tak ketinggalan warga Mamuju yang silih berganti menyambangi rumah mahasiswi Universitas Terbuka (UT) Majene itu. Mereka tertarik untuk menyaksikan langsung fenomena langka tersebut, sekaligus mengabadikannya melalui telepon pintar.

Oleh karena itu, keluarga Eunike berusaha mengamankan bunga tersebut dengan memasang pagar balok dan tali rafia. Walau kini bunga tersebut mulai terlihat layu.

Erisusanto