Wisata

Selasa, 29 Mei 2018 | 06:05

Museum Mandar/Sulbarkita.com-ASR

Majene, Sulbarkita.com--Apakah Sulawesi Barat punya museum? jawabannya ya, ada. Museum di Sulbar terletak di Jl. Raden Suradi No. 17, Kelurahan Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Majene. Sekitar tiga jam dari Mamuju, Ibu Kota Sulbar.

Tempat benda bersejarah tersimpan itu bernama Museum Mandar. Museum itu menyimpan sekitar 1.304 buah koleksi, meliputi koleksi geologi, geografi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, heraldik, filologi, keramik, senirupa, dan teknologi.

Koleksi tersebut bentuknya berupa alat perang, perabotan kerajaan, silsilah (Lontar, red) kerajaan Mandar pertama hingga akhir. Namun kondisi museum yang dibangun sejak zaman kolonial itu kini memprihatinkan.

Atap museum rapuh hingga air hujan mudah merembes ke dalam bangunan. Sejumlah kaca yang menutup jendela ruangan juga pecah. "Setiap kali hujan deras, pasti sebagian lantai museum digenangi air," kata Undin, warga Majene yang kerap menugunjungi museum tersebut.

Kondisi tersebut membuat museum sepi pengunjung. Selama ini pengunjung lokal yang kebanyakan pelajar merogoh kocek Rp 3 ribu untuk memasuki museum. Sedangkan wisatawan mancanegara sebesar Rp 20 ribu.

Kepala Lingkungan Timbo-timbo Syamsuddin berharap Pemerintah dan DPRD Majene memperhatikan kondisi museum. Sebab museum yang tak terawat tak hanya membuat masyarakat ogah berkunjung, tapi juga bisa merusak koleksi bersejarah yang tersimpan di dalamnya.

"Museum ini satu-satunya di Sulbar, jadi pemeliharaannya harus terus dimaksimalkan," kata dia. “Yang saya heran, anggaran renovasi yang dikucurkan mencapai ratusan juta rupiah."

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Majene Aminuddin membantah museum telah mendapat anggaran pemeliharaan yang besar.

Selama ini, kata Aminuddin, museum hanya disuntik dana dari Pemerintah Majene sebesar Rp 21 Juta setiap tahunnya. Pun dana itu sebagian digunakan untuk membayar gaji para petugas museum.

Aminuddin mengaku kondisi itu terjadi karena pemerintah Majene tak punya biaya untuk mengongkosi museum. Itulah sebabnya pemerintah pusat diharapkan terlibat. “Sebenarnya kami berusaha anggarkan ratusan juta tapi kas daerah tidak punya kemampuan untuk itu,” kata dia.

Menurut Aminuddin pemerintah Majene sudah mengusulkan anggaran revitalisasi sebesar Rp 9,9 miliar kepada pemerintah pusat pada 2017. Majene juga meminta anggaran untuk merehabilitasi bangunan Rp 29 miliar. “Tapi sampai sekarang belum juga kucur.” (ASR)



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas