Mamuju, Sulbarkita.com -- Demonstrasi yang digelar ratusan perawat yang berstatus tenaga honorer di kantor Bupati dan DPRD Mamuju pada Kamis 6 Desember 2018 berbuntut mogok kerja. Ketua Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI) Cabang Mamuju, Usman mengatakan sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Mamuju sudah sepi aktivitas perawat honorer pasca-demo tersebut.
“Kami sudah melakukan pengecekan ke puskesmas dan rumah sakit untuk mengetahui komitmen perawat yang sudah sepakat mogok kerja. Hasilnya tak satupun perawat honorer yang kami temukan,” kata Usman melalui telepon seluler pada Kamis malam.
Pada Kamis siang, perawat berstatus honorer menyambangi kantor Bupati dan DPRD Mamuju untuk menuntut upah layak, pengangkatan sebagai PNS, serta moratorium penerimaan tenaga perawat menjadi CPNS. Mereka memulai aksi dengan berjalan kaki sembari membawa spanduk tuntutan dari Anjungan Pantai Manakarra, Mamuju ke kantor Bupati Mamuju dengan jarak 3 kilometer.
Selanjutnya ke DPRD Mamuju yang berjarak 2 kilometer dari kantor Bupati Mamuju. Namun mereka harus pulang dengan kecewa karena harapannya tak disambut. “Tuntutan itu tidak dapat dipenuhi karena butuh kajian dan duduk bersama dengan instansi terkait,” ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Mamuju, Suaib dalam siaran pers Pemda Mamuju, Kamis.
Para honorer tersebut juga harus menelan pil pahit lantaran DPDR Mamuju selaku wakil rakyat juga dingin menanggapi tuntutan mereka. Anggota Komisi II DPRD Mamuju, Ado Mas’ud meminta para honorer perawat tidak mogok kerja, “Ini bisa menjadi alasan Puskesmas maupun lainnya untuk mengeluarkan Surat Keputusan Pemberhentian,” kata dia.
Menurut Usman, para perawat sudah pasrah menerima risiko atas aksi mogok kerja tersebut. Sebab mereka juga tak diperlakukan dengan baik oleh pemerintah, “Kami sepertinya tidak dianggap dan diperlakukan tidak manusiawi,” ujarnya.
Bukti perakuan buruk tersebut, Usman melanjutkan, adalah gaji para honorer perawat yang sangat rendah. Perawat honorer lulusan SMA misalnya digaji Rp 300 ribu, lulusan diploma tiga Rp 400 ribu, serta sarjana Rp 500 ribu. Bahkan gaji tersebut baru diterima per tiga bulan. “Gaji itu jelas tidak cukup. Apalagi seperti saya yang sudah berkeluarga dan punya 2 orang anak balita,” kata Usman.
ERISUSANTO
Jumat, 07 Desember 2018 | 09:17
Perawat Honorer Gelar Aksi Mogok di Mamuju/Sulbarkita.com-Eri
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar