Mamuju

Selasa, 04 Desember 2018 | 21:36

Sekprov Sulbar Muhammad Idris saat mengunjungi RSUD Sulbar/Facebook-Kominfo Pemprov Sulbar

Mamuju, Sulbarkita.com—Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris mempertanyakan sejumlah aset yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Sulbar. Menurut Idris terdapat aset yang tidak terorganisasi dengan baik. “Saya paling konsen mengenai aset yang saat ini justru tidak terorganisir dengan baik dan tidak mendapatkan jaminan keberadaannya, “ kata Idris dalam siaran persnya saat mengunjungi RSUD Regional Sulbar, Selasa, 4 Desember 2018.

Pernyataan Idris sejurus dengan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap RSUD Regional Sulbar pada 2016. Dalam catatan BPK yang salinannya dimilik Sulbarkita.com, pengelolaan persediaan RSUD tersebut dianggap tidak tertib. Khususnya pada bahan-bahan material yaitu obat dan alat kesehatan (alkes) senilai Rp2.3 miliar lebih yang merupakan nilai persediaan pada gudang, apotek, dan unit pelayanan perawatan.

Apotek misalnya memiliki persediaan senilai Rp107.6 juta yang terdiri dari obat senilai Rp69.4 juta dan persediaan alkes habis pakai senilai Rp38.2 juta. Namun setelah BPK melakukan uji petik terhadap catatan tersebut, ditemukan perbedaan jumlah antara buku pengeluaran obat dan alat kesehatan/buku resep dengan kartu persediaan dan jumlah fisik persediaan lainnya. Bahkan terdapat pula mutasi (pengeluaran dan pemasukan) yang belum dapat ditelusuri senilai Rp1.76 miliar sampai pemeriksaan berakhir.

Idris mengatakan kondisi aset yang tidak terorganisasi dengan baik tidak boleh dibiarkan begitu saja. OIeh karenanya, dia berjanji akan melakukan audit terhadap rumah sakit milik Pemprov Sulbar tersebut, “ Saya ingin melihat bagaimana audit aset saya lakukan. Untuk itu saya ingin mencari tahu nanti aset kemana saja dan berada di mana,” ujarnya menegaskan.

Idris pun berjanji akan menagih siapapun yang menguasai aset milik rumah sakit tersebut. “Karena itu bukan peruntukannya untuk individu tetapi untuk layanan publik,” katanya.

Kendati demikian, Plt. Direktur RSUD Regional, Hartini mengeluhkan persoalan yang berbeda. Menurutnya, masalah di RSUD saat ini adalah kelangkaan obat. Hal itu lantaran banyak pasien yang sudah mendapatkan resep dokter, tapi obat tak mampu disediakan pihak rumah sakit.

Hartini juga mengeluhakan kurangnya dokter spesialis yang ada di rumah sakit tersebut . Antara lain, dokter spesialis mata, dokter spesialis rekam medik, serta beberapa dokter spesialis lainnya. “ Saat ini rumah sakit memiliki 17 dokter spesialis, dan sesuai standar rumah sakit saat ini tipe C kami masih kurang enam dokter spesialis lagi,” ujarnya.

TS MUSKAKA | HUMASSULBARPROV.ID



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas