Majene, Sulbarkita.com—Festival Sayyang Pattuqdu atau kuda menari kini menjadi ajang tahunan bagi Pemerintah Kabupaten Majene. Kepala Bidang Seni Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Majene Muhammad Yassin Djamil mengatakan Festival Sayyang Pattuqdu diharapkan menjadi destinasi wisata andalan di Majene.
“Animo masyarakat untuk menyaksikan event ini juga meningkat sehingga kami diharapkan untuk meningkatkan perhatian pada program ini,” katanya saat dihubungi Sulbarkita.com, Kamis 6 Desember 2018.
Baca juga :
Tahun Ini, Kuda Menari Suguhkan Hal Baru
54 Kuda Menari Atraksi di Pambusuang
Festival Sayyang Pattuqdu digelar di Majene pada Rabu 5 Desember. Sebanyak 48 kuda penari mengarak puluhan pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SD dan SMP) berkeliling kota Majene. Para siswi tersebut mengenakan pakain adat Mandar seperti pokko Towaine lengkap dengan aksesorisnya.
Festival ini menjadi rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Para siswi yang diarak juga tak sembarangan, karena syarat utamanya mereka yang khatam Al-Quran dan berprestasi. Sehingga unsur budaya, agama, dan pendidikan bersatu dalam ajang tersebut. "Kami harap festival ini akan menambah semangat dan motivasi anak-anak untuk khatam Alquran," kata Bupati Majene Fahmi Massiara saat membuka acara tersebut.
Yassin mengakui Festival Sayyang Pattuqdu adalah pagelaran yang tidak berbiaya mahal. Terbukti pada tahun ini, pemerintah Majene merogoh kocek Rp 70 juta rupiah untuk pagelaran tersebut.
Kepala Seksi Seni dan Pagelaran Bidang Seni Budaya Disbudpar Majene Sri Handayani menambahkan Festival Sayyang Pattuqdu diharapkan kembali digelar pada tahun depan,"Kami akan usulkan lagi program ini di rencana anggaran. Soal jumlah anggarannya tergantung kesiapan nantinya," kata Sri.
Muhammad Ashari.
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar