Jalan-jalan

Senin, 04 Juni 2018 | 04:58

Majene, Sulbarkita.com--Bicara soal Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, tak bisa tidak kita akan mendapati betapa “Islami”-nya daerah ini. Bahkan kata Majene sendiri berarti wudlu, atau proses seorang muslim membersihkan diri sebelum salat.

Data Pemerintah Kabupaten Majene pun menyatakan penduduk daerah ini mayoritas beragama Islam dengan jumlah sekitar 137 ribu jiwa. Jauh lebih banyak ketimbang penduduk Kristen yang hanya 256, Budha 4 orang, bahkan Hindu 0 jiwa. Begitu pun untuk tempat peribadatan, jumlah masjid tercatat ada 214 bangunan, langgar 61, musala 40, sementara gereja hanya 1 gedung.

Namun sebenarnya, bagaimana Islam akhirnya begitu dominan di Majene?

Penyebaran Islam di daerah ini tak bisa lepas dari sosok Syekh Abdul Mannan. Pemuka agama Islam ini konon hidup pada abad 16 Masehi, saat masa kekuasaan raja ke-3 Banggae. Hal itu berdasarkan temuan sebuah Al Quran tua berukuran 10-15 cm yang disebut ditulis langsung oleh Syekh Abdul Mannan.

Al Quran setebal 400 halaman ini sudah lusuh, karenanya disimpan dalam sebuah kotak berbahan kayu ulin atau ayu sappuq dalam bahasa Mandar. Kayu jenis ini dikenal sangat tahan rayap.

Peninggalan lainnya tokoh bergelar Tosalamaq ini adalah Masjid Salabose, dan makam beliau di Kelurahan Pangali-ali. Masjid Salabose bisa dibilang sebagai salah satu warisan sejarah yang eksotis di Majene.

Masjid ini didominasi warna hijau, dengan bentuk atap pramida bersusun tiga. Adapun di bagian imam masjid, terdapat atap berbentuk kubah yang kabarnya dibuat dari campuran putih telur.

Konon, Syekh Abdul Mannan dan pengikutnyalah yang selama puluhan tahun terus mengenalkan nilai-nilai Islam di daerah ini. Tak heran bila makamnya hingga kini kerap menjadi tujuan ziarah dari warga di luar Sulawesi Barat.

Apalagi di bulan Ramadan dan hari-hari besar keagamaan. Tak hanya dari Majene, warga dari berbagai daerah menyambangi tempat tersebut untuk wisata religi maupun beribadah.

Bila hendak ke masjid tersebut, cukup menggunakan angkutan umum atau pete-pete maupun ojek dari Terminal Bantu Majene. Jaraknya tak sampai 2 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Kendati jalannya sedikit terjal karena wilayahnya berbukit, kondisi jalanan ke masjid sudah lumayan baik.

LIPUTAN6 | ILOSASTRA | TRIVIA

 



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas