Majene, Sulbarkita.com - Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan (Distanakbun) Majene menyatakan beras di Majene mengalami kekurangan hingga 6.726 ton per tahunnya. Menurut Kepala Distanakbun Majene, Burhan Usman, pemerintah akan menyelesaikan persoalan ini dengan memanfaatkan stok beras dari kabupaten lainnya, “Kita berharap tertutupi dengan distribusi beras dari Polman, Pinrang dan Sidrap," katanya.
Kekurangan kebutuhan beras itu diperoleh Dinas Pertanian berdasarkan kalkulasi antara jumlah produksi beras per tahun dan kebutuhan warga per tahun di Majene. Burhan menjelaskan kebutuhan beras satu warga Majene per tahun sekitar 120 kilogram, jika dikalikan dengan total jumlah penduduk Majene yang berjumlah sekira 160 ribuan jiwa, kebutuhan beras akan menjadi 19.200 ton.
Sementara produksi beras di Majene hanya menghasilkan 12.474 ton. Jumlah ini berdasarkan luas lahan persawahan di Majene 1.620 hektare dengan produksi gabah 22.680 ton per tahun dalam dua kali panen. Gabah kemudian menyusut 45 persen setelah melalui proses menjadi beras.
Selain mengandalkan stok beras dari kabupaten lain untuk solusi jangka pendek, pemerintah Majene juga akan memanfaatkan program Kementerian Pertanian untuk membuka lahan persawahan di Majene. “Kami berharap Majene terus masuk dalam program ini,” kata Burhan.
Sebelumnya, Kementan akan membuka lahan seluas 5600 hektare di Kecamatan Malunda, Ulumanda, Tubo Sendana dan Tammero'do. Lahan itu akan ditanami bibit padi gogo yang merupakan varian padi yang tahan di wilayah kering. Bibit padi ini dinilai cocok dengan kontur wilayah Majene yang berupa perbukitan kering yang bersentuhan langsung dengan bibir pantai.(Asr/TSM)
Selasa, 06 Februari 2018 | 05:09
Ilustrasi/ nusabali.com
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar