Dari Grand Hotel Mulia Jakarta, 9 Desember 2019, pegiat riset Jaringan Suara Indonesia (JSI) mengirim sigi yang menyebut tingkat keterpilihan Habsi Wahid tertinggi di Mamuju dengan angka 49,1 persen. Namun JSI juga menangkap data tentang adanya satu tokoh yang mengekor di belakang Habsi, yakni mantan Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi.
“Berdasarkan data yang kami temukan, dia (Sutinah) adalah kandidat yang paling potensial setelah Habsi Wahid,” kata Popon Lingga Geni, Wakil Direktur JSI melalui telepon pada Sulbarkita.com, Selasa, 4 Februari 2020.
Dalam survei tersebut, Sutinah menempati urutan kedua dengan tingkat keterpilihan 15,2 persen. Kandidat lainnya jauh di bawah anak mantan Bupati Mamuju dua periode Suhardi Duka tersebut. “Tapi survei ini tidak akan berubah banyak ke depan, kecuali ada mobilisasi massif dari penantang Habsi atau tsunami politik akibat peristiwa hukum,” ucap mantan supervisor Lingkaran Survey Indonesia (LSI) tersebut.
Elektabilitas Sutinah yang mengekor di belakang Habsi memunculkan prediksi bahwa Pilkada Mamuju hanya menjadi arena duel dua tokoh tersebut. Irwan Satya Putra Pababari, yang kembali akan mendampingi Habsi di Pilkada Mamuju, tak menampiknya. “Tidak menutup kemungkinan itu terjadi, tapi kami tidak mempersoalkan jumlah kandidat,” ucap Irwan di ruang kerjanya, Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Rabu, 4 Februari 2020.
irwan mengatakan, kehadiran Sutinah, yang notabene adalah anak Suhardi Duka, juga tidak akan membuat dirinya dan Habsi gentar. Sebab dia yakin prestasi Suhardi Duka dalam memimpin Mamuju tidak bisa diturunkan ke siapapun. “Saya pribadi sangat mengapresiasi prestasi beliau selama menjabat. Namun prestasi itu sifatnya individu yang tidak bisa dicap oleh siapapun. Ibaratnya saya masukkan celengan ke masjid, yang dapat amalnya adalah saya, bukan anak saya,” kata dia.
Kendati demikian, Irwan mengaku terus memantau hasil survei internalnya. “Hingga Januari 2020 hasilnya alhamdulillah sangat bagus, signifikan,” ucapnya.
Maenunis Amin, konsultan politik Sutinah, mengklaim telah terjadi presentase kenaikan sangat signifikan pada tingkat elektabilitas Sutinah sejak mulai bergerak pada Februari 2019. “Sekarang (elektabilitas) sudah di angka 55 persen dari sebaran 90 persen. Itu artinya, tren yang kami kejar sudah lebih 50 persen dari target," ujar Maenunis melalui telepon pada Rabu, 5 Februari 2020.
Maenunis tak menampik “mengintip” survei petahana Habsi-Irwan. Sebaliknya Direktur Logos Politika menyebut trend survei petahana statis alias tidak begerak. “Petahana itu cuma status, sedangkan realitas survei menunjukkan masih jauh dari level aman.”
ERISUSANTO | TRI S
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar