Polman – Sudah lebih seabad usianya, tapi Jamilah tampak cekatan mengumpulkan ranting kayu kering di beranda rumahnya. Jemarinya yang keriput dimakan usia, bukan petanda apa-apa bagi semangatnya. Warga Desa Lemo Susu, Kecamatan Limboro, Polewali Mandar, Sulawesi Barat itu, masih kuat mematahkan ranting-ranting yang ia kumpulkan menjadi beberapa bagian.
Setelah dirasanya cukup, Jamilah membawa ranting tersebut ke dapur rumah untuk memanaskan tungku tanah liatnya. Tak banyak yang perlu diolah di sana, sebab Jamilah hidup sebatang kara. Sang suami, Kaseng, terlebih dulu berpulang ke Ilahi. Adapun anak semata wayangnya Hadara, juga sudah meninggal dunia setelah digerogoti kanker payudara.
Menurut sang tetangga, Fatimah, kondisi kesehatan Jamilah mulai menurun sepeninggal anak dan suaminya. “Emosinya juga jadi kurang stabil,” kata perempuan 45 tahun itu.
Kondisi demikian membuat Jamilah sulit untuk mengais rejeki. Rumah panggung berukuran setengah lapangan badminton yang diadiami pun keropos dimakan rayap. Bambu yang menopang lantainya ringkih bila diinjak. Pun demikian dinding rumah yang mudah diterobos angin karena terbuat dari gamacca atau pelepa nipa yang dianyam.
Alih-alih dihiasi perabot, isi rumah Jamilah hanya tumpukan kain lusuh dan usang. Plastik bekas baliho seorang legislator Senayan disulap menjadi sekat untuk memisahkan ruangan. Bila malam datang, Jamilah harus berteman gelap karena rumahnya tak dialiri listrik.
Namun bukan berarti Jamilah tak betah tinggal di gubuk yang letaknya di jalan poros Tinambung - Alu, sekitar 3 kilo meter dari pusat kecamatan Tinambung tersebut. "Saya selalu mengajak kindo (Jamilah) menginap di rumah saya, tetapi dia tidak mau," kata Fatimah.
Untuk makanan sehari-hari, Jamilah juga kesulitan. Beruntung dia selalu mendapat bantuan baik sembako maupun uang dari para tetangganya. Ia juga mendapat beras raskin dari pemerintah kendati tak selalu lancar. Itulah sebabnya Fatimah berharap Jamilah mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah. Termasuk dalam memperbaiki rumah Jamilah yang sudah reyot. "Kindo pernah diusulkan dapat bedah rumah, tapi dokumennya tidak lengkap," katanya.
Lurah Limboro, Saribulan, mengaku sudah berupaya memberikan bantuan. Namun kerena keterbatasan anggaran, hanya beras raskin yang sampai ke tangan Jamilah. Dia juga tengah mengajukan kartu Jaminan Kesehatan untuk warga yang tidak mampu di daerahnya. "Mau bagaimana lagi, hanya itu yang bisa kami bantukan." (Asr/TS)
Selasa, 12 Desember 2017 | 01:07
Nenek Jamilah saat hendak memasuki rumahnya/Sulbarkita.com
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar