Mamuju

Minggu, 10 November 2019 | 10:19

Kasi Bimas Kemenag Mamuju Usman/Sulbarkita.com-Erisusanto

Mamuju, Sulbarkita.com—Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mamuju membenarkan adanya kelompok yang disinyalir kuat beraliran sesat di wilayahnya. Bahkan kelompok tersebut kini diselidiki oleh Polda Sulawesi Barat.

“Kami dapatkan informasi dari Polda Sulbar bahwa sudah ada temuan terkait kelompok kajian yang mencurigakan di Mamuju,” kata Usman, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kemenag Mamuju, kepada Sulbarkita.com di ruang kerjanya, Jalan KS. Tubun, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, Jumat, 8 November 2019.

Usman membeberkan temuan tersebut berdasarkan surat yang dilayangkan Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Sulbar kepada Kantor Kemenag Sulbar dan ditembuskan ke instansinya pada 5 November 2019. Intelkam Polda meminta agar Kantor Kemenag Mamuju mengawasi gerak-gerik kelompok tersebut.

“Kami tidak tahu apakah mereka kelompok sama atau berbeda (Dengan informasi AI). Tapi kami yakin gurunya sama-sama dari Kalimantan, ajarannya hampir sama, dan juga memungut sejumlah uang,” kata dia.

Baca juga:
Aliran Sesat Mirip Penjual Kartu Surga Diduga Ada di Mamuju
Dugaan Aliran Sesat di Mamuju, AI: Banyak Pejabat yang Bergabung

 

Setelah geger aliran sesat bernama Tarekat Tajul Khalwatiyah Syekh Yusuf, di Gowa, Sulawesi Selatan. Seseorang berinisial AI mengaku pernah mengikuti perkumpulan yang mirip dengan Tarekat Tajul di Mamuju, Sulbar pada Januari lalu.

Bila Tarekat Tajul menjual kartu untuk masuk surga, perkumpulan ini menjual tiket untuk bertemu tuhan. “Mereka meminta uang sebesar 650 sampai 700 ribu rupiah. Nanti akan diperlihatkan cahaya yang disebut Tuhan,” ujar Al kepada Sulbarkita.com di salah satu café di Mamuju, Kamis, 7 November 2019 lalu.

Sulbarkita.com juga mendapat draf surat Intelkam Polda yang dilayangkan ke Kemenag Sulbar seperti yang diungkapkan Usman tadi. Dalam surat bernomor B/43/XI/IPP.3.1.1/2019/Intelkam yang diteken Direktur Intelkam Kombes Heri Susanto, disebutkan orang yang memimpin kelompok yang diduga kuat aliran sesat itu berinisial R, asal Balikpapan, Kalimantan Timur.

R memungut biaya kepada jamaahnya untuk mendapatkan jaminan masuk surga. "Disinyalir guru itu memungut bayaran kisaran Rp 500.000 s/d Rp 600.000/ jamaah atau pengikut dengan jaminan akan mendapatkan kemudahan masuk surga," tulis surat Intelkam tersebut.

Disebutkan pula bahwa R juga tak mengajarkan salat lima waktu, tapi cukup 2 kali saja dalam sehari. “Dua kali waktu salat yakni saat terbit fajar dan terbenam matahari karena menganggap salat adalah gerakan olahraga di masjid.”

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sulbar, AKBP Mashura tak menampik bahwa institusinya melayangkan surat kepada Kemenag Mamuju terkait kelompok yang disinyalir aliran sesat. “Itu sebagai langkah antisipasi,” ujarnya via aplikasi WhatsApp kepada Sulbarkita.com, Sabtu, 9 November 2019.

Adapun Direktur Intelkam Polda Sulbar Kombes Heri Susanto membenarkan bahwa Intelkam melayangkan surat tersebut kepada Kemenag Sulbar. "Betul, kalau (kejadiannya) di belakang SMA 2 (Mamuju). Sebatas info untuk antisipasi," katanya juga melalui aplikasi WhatsApp, Minggu, 10 November 2019.

Kasi Bimas Kemenag Mamuju Usman berharap agar masyarakat Sulbar khususnya Mamuju tidak mudah percaya dengan ajaran demikian. Sebab tak sedikit diantaranya hanya untuk keuntungan pribadi semata. “Kami juga berharap masyarakat berperan aktif untuk melaporkan jika menemukan aktivitas kajian yang menyimpang,” ucapnya.

Erisusanto



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas