Darwin, Sulbarkita.com—Setelah mengarungi samudera selama satu bulan lebih, ekspedisi Nur Al Marege, yang menggunakan kapal kuno Padewakang akhirnya tiba di Darwin, Australia pada Selasa malam, 28 Januari 2020. “Alhamdulillah tiba di Darwin, Australia. Usai meninggalkan Makassar 8 Desember lalu,” tulis Ridwan Alimuddin, jurnalis sekaligus peneliti maritim yang ikut dalam ekspedisi tersebut di akun instagramnya @ridwanmandar, pada Selasa pukul 21.00 WIB.
Baca juga:
WAWANCARA KHUSUS RIDWAN ALIMUDDIN; Padewakang, Antara Misi Budaya dan Agama
Kapal Padewakang Akhirnya Berlayar ke Australia
Ridwan juga mengunggah titik kordinat Kapal Padewakang yang sudah merapat ke daratan Pantai Mindil, salah satu pantai yang cukup terkenal dengan pesona senjanya di Darwin. Ridwan dan kawan-kawan tiba di Darwin setelah berlayar kurang lebih tiga hari dari Saumlaki, Ambon. “Pelayaran dari Saumlaki (titik terakhir di Indonesia yang kami labuhi) selama 4 x 24 jam. Tidak ada kendala berarti dalam pelayaran lintas negara,” tulis Ridwan.
Ridwan bersama 11 awak kapal berlayar ke Australia dengan menggunakan Kapal Padewakang dari Pantai Losari, Makassar pada 8 Desember 2019. Mereka akan menyambangi perayaan 250 tahun ekspedisi James Cook (Seorang penjelajah dan navigator Inggris) di Negeri Kanguru.
Mereka ke sana atas pembiayaan Abu Hanifa Institute, komunitas muslim di Australia yang hendak menunjukkan keperkasaan Padewakang yang diklaim tiba di Australia sebelum James Cook.
Kapal Padewakang dibuat di Tana Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Namun layar kuno Padewakang, yang menjadi bagian paling sulit dari pembuatan kapal ini dibuat di Kampung Lanu, Campalagian, Polewali Mandar. Layar ini berasal dari daun pohon gebang, sejenis pohon lontar yang ditenun kemudian dijahit.
TRI S
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar