Majene

Jumat, 09 Februari 2018 | 16:43

Longsor tutupi badan jalan di Lingkungan Labuang/Sulbarkita.com

Majene, Sulbarkita.com--Sejak memasuki musim penghujan di awal 2018, sejumlah wilayah di Majene dilaporkan mengalami bencana longsor. Kondisi tersebut mengganggu arus lalulintas karena material longsor mencapai badan jalan utama jalur trans Sulawesi.

Pemicu longsor tak lepas dari wilayah Sulbar yang dikeliling pegunungan dengan kontur tanah yang labil pada musim penghujan. Celakanya, pegunungan tersebut berbatasan dengan sebagian besar badan jalan utama di Sulbar.

Warga diminta berhati-hati bila melintas di wilayah tersebut. Berikut daerah-daerah yang rawan longsor di Majene.

Lingkungan Labuang

Lingkungan Labuang, Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana, Majene kembali diterpa bencana longsor, Jumat 9 Februari 2018. Masyarakat kesulitan membersihkan longsor dari badan jalan karena material longsor terdiri dari lumpur dan bebatuan seukuran bola kaki hingga lemari.

Warga setempat menyatakan, jalan di sepanjang wilayah tersebut memang berstatus rawan. Sebab kondisi tanah di gunung rapuh sejak musim penghujan sehingga kerap mengakibatkan longsor. "Kadang juga ada batu yang jatuh menimpa kendaraan dari atas gunung," kata Edi, warga Apoang yang ditemui di lokasi kejadian.

Desa Sulai

Desa Sulai, Kecamatan Ulumanda, sempat menjadi perhatian masyarakat pada Sabtu 20 Januari lalu. Sebab kendaraan mengekor hingga beberapa kilometer di wilayah tersebut selama hampir lima jam.

Penyebabnya adalah longsor yang mengakibatkan jalur trans Sulawesi itu terputus. Pemerintah menurunkan sejumlah alat berat namun material longsor berupa lumpur dan bebatuan membuat proses pembersihan jalan butuh waktu lama.

Sangiang

Sangiang, Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, saban tahun sudah langganan longsor. Ketika musim penghujan tiba, bencana longsor mengancam wilayah ini. Sama seperti masalah di Majene pada umumnya, longsor diakibatkan kontur tanah pegunungan yang labil.

Wajar bila alat berat pemerintah kerap disiagakan di sekitar wilayah ini. Longsor terakhir dilaporkan terjadi pada Desember 2017. Lalulintas trans Sulawesi lumpuh total akibat bencana tersebut.

Rewata’a

Rewata’a yang terletak di Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang memang memiliki panorama yang cukup indah. Wilayah yang diapit laut dan gunung ini berisi pasir putih dan tebing yang menjulang.

Namun pada musim penghujan, masyarakat diimbau untuk berhati-hati melintas di wilayah ini. Sebab tebing yang menjulang dikhawatirkan rapuh akibat hujan hingga mudah longsor. Wilayah ini pernah dilaporkan longsor pada akhir 2017, namun informasi tersebut dinyatakan hoax. (TSM)



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas