Mamuju

Rabu, 11 September 2019 | 19:17

Pasar Tradisional Modern Mamuju/ Sulbarkita.com-Eri

Mamuju, Sulbarkita.com -- Pasar Tradisional Modern Mamuju kini tak lagi ditempati para pedagang. Hal ini karena pasar yang terletak di perempatan Jalan Andi Makkasau dan Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju ini dinilai kurang efektif menarik minat para pembeli.

“Pengunjungnya sepi, itu karena ruangannya tertutup dan pengap. Apalagi saat turun hujan, ruangan pasar digenangi air dan becek,” ujar salah seorang pedagang ikan, Abdullah, 47 Tahun, warga Jalan Diponegoro, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Rabu, 11 September 2019.

Abdullah yang dulunya menjajakkan jualannya di pasar tersebut kini mengais rejeki di Pasar Baru Mamuju, tepat di belakang bangunan Pasar Tradisional Modern. “Di sini pelanggan yang kebetulan lewat melihat langsung dagangan kami, berbeda dengan di pasar itu yang tertutup,” kata dia.

Pedagang lainnya yakni Satria, 51 Tahun, warga BTN Axuri, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, juga mengeluhkan hal yang sama. Ia yang saat ini juga membuka lapak dagangan ikannya di Pasar Baru Mamuju ini sering mengalami kerugian akibat kurangnya pembeli di pasar modern tersebut.

“Saya meninggalkan pasar itu sejak 4 tahun lalu. Dagangan kami banyak yang busuk karena tidak laku. Pembeli juga biasa mengeluh karena bingung mencari pintu masuk pasar,” kata Satria.

Pasar Tradisional Modern ini berupa bangunan tertutup terbuat dari tembok berbentuk persegi panjang. Tingginya kira-kira 10 meter dan diberi ragam warna cat oranye dan biru. Bangunannya menyamai luas dua kali lapangan futsal dan memiliki halaman depan dan belakang yang luas masing-masing sama dengan bangunan.

Halamannya yang tidak terawat ditumbuhi ilalang setinggi lutut orang dewasa. Nantinya halaman itu dapat berfungsi sebagai lahan parkir kendaraan.

Saat ini bangunan pasar terdiri dari dua buah pintu, yakni pintu depan dan pintu belakang. Bagian dalam terdiri dari puluhan lapak, ada yang didesain seperti kamar kos, ada juga terbuka yang hanya berupa meja makan terbuat dari semen.

Namun sampah berupa bekas kantong kresek, balok dan papan bekas belum dibersihkan, serta lantainya juga masih berdebu.

Ruang dalam Pasar Tradisional Modern Mamuju

 

Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi, pasar tersebut akan segera difungsikan. “Kami ingin aktivitas ekonomi di sana kembali hidup, misalnya penjual oleh-oleh khas Mamuju dan sebagainya,” kata dia saat ditemui di ruang kerjanya, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Simboro, Kecamataan Simboro, Selasa, 10 September 2019.

Meski begitu, Sutinah mengaku tidak memiliki cukup anggaran untuk merenovasi total pembangunan pasar tersebut. Anggaran pembangunan ia peroleh dari dana aspirasi yang ada di DPRD Kabupaten Mamuju.

“Anggarannya sekitar 300 juta rupiah, tapi sebenarnya itu tidak cukup. Kami membutuhkan sekitar 1 miliar rupiah untuk merenovasi total,” ucap Sutinah.

Ditemui di lokasi Pasar Tradisional Modern, Direktur CV. Sinar Jaya Nusantara, Arnol Topo Sujadi sebagai pemenang tender proyek tersebut mengatakan, pihaknya mengelolah anggaran sebesar Rp 281.581.581 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Kami merenovasi hanya bangunan luar saja, termasuk pengecatan, mengganti dinding yang retak, pembangunan saluran air sepanjang 27 meter, rabat beton dengan lebar 5 meter dan panjang 26 meter,” ujarnya Arnol.

Pihak perusahaan, kata Arnol, menarget penyelesaian pekerjaan tersebut selama sebulan meskipun rencana pembangunannya dimulai sejak 19 Agustus hingga 16 November 2019. “Kami sudah memulai pekerjaan ini sekitar seminggu lamanya,” kata dia.

Pasar tersebut merupakan buah tangan ayah kandung Sutinah, yaitu Suhardi Duka yang saat itu menjabat sebagai Bupati Mamuju. Revitalsasi pasar dimulai pada 2011 lalu dengan anggaran sebesar Rp 12 Miliar.

Erisusanto



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas