Polewali Mandar

Sabtu, 11 April 2020 | 16:06

Kakek Bukhori di rumahnya/Ahmad G-Sulbarkita.com

Polewali Mandar, Sulbarkita.com—Dampak ekonomi dari pandemi virus Corona (COVID-19) mulai dirasakan oleh warga miskin di Polewali Mandar. Salah satunya Bukhori, 72 tahun, yang saban hari jalan kaki berkeliling untuk menjajakan sapu lidi di pasar-pasar tradisional Polman.

Semenjak isu soal Corona mengemuka di masyarakat sebulan terakhir, difabel yang tak bisa mendengar alias tuli lantaran usia itu, tak lagi memiliki pembeli. Jumlah sapu yang dijajakan tak pernah berkurang. “Saya bawa ke pasar 10 ikat satupun tak ada yang laku, " ujar Bukhori dengan raut sedih saat ditemui di rumahnya, Jalan Masjid Jami, Lingkungan Tanro, Barat Kelurahan Polewali pada Jumat, 10 April.

Sapu lidi Bukhori dibuat dari tulang daun nyiur yang dikumpulkan di sekitar rumahnya. Ia lantas menjajakan sapu tersebut Rp 5000 rupiah perikat. Semenjak isu Corona mengemuka, kakek yang tinggal dengan sang istri, Jamaiya, 65 tahun, serta seorang cucunya itu kadang banting harga Rp 10 ribu tiga ikat sapu. Pun demikian tak ada yang laku.

Bukhori pun khawatir tak bisa menafkahi istri dan cucunya. Ia juga tak bisa berharap banyak pada enam anaknya lantaran mereka semua merantau dan sudah berkeluarga. Ia pun menyambangi sejumlah tetangganya untuk minta diutangi beras.

"Dia datang pinjam beras karena sapu lidinya tidak laku, tapi saya kasih saja beras satu liter dan tidak usah jadi utang," kata Abdul Rahman, tetangga Bukhori pada Jumat, 10 April.

Bagi tetangga, Bukhori memang berasal dari keluarga miskin. Rumahnya yang semi permanen berukuran lapangan bulutangkis sudah keropos dimakan rayap. Dinding papan sudah tampak lapuk berwarna kehitaman. Bagian dapur sudah tak dipakai karena rusak, sehingga istrinya kerap memasak di depan rumahnya.

Pada salah satu dinding rumahnya terulis status Bukhori sebagai kategori warga sangat miskin penerima manfaat bantuan pangan non tunai dari pemerintah pusat. "Sebaiknya pemerintah turun ke lapangan melihat kondisi masyarakat, khususnya pengadaan bahan pangan yang sangat diperlukan di tengah kesulitan ekonomi karena Corona ini, apalagi menjelang bulan ramadan, " ujar Rahman.

Ia menambahkan masyarakat kecil saat ini sedang bingung mau mengadu kemana, di tengah penghasilan yang semakin terbatas, " Pemerintah jangan sampai berpangku tangan, mungkin masih banyak Bukhori lain di Polman, " ucapnya.

Ahmad G



Komentar Untuk Berita Ini (2)

  • Angga Minggu, 12 April 2020

    Ini berita Hoax. Jangan percaya, itu tetangga saya dan tidak berbuat seperti itu

  • Nurul faida Minggu, 12 April 2020

    Tabe yg bikin info ini dimna ki ambil informasi karena saya ini cucunya kakek saya tidak pernah pergi megutang beras di tetangga. Memang kakek saya penjual sapu lidih tapi kakek dan nenek saya tidak pernah pergi mengutang beras. Tabe hapus ki beritanya ke

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas