Mamuju

Minggu, 07 Januari 2018 | 08:56

Salah satu ruko yang disulap jadi sarang burung walet di Jl Diponegoro, Mamuju/ Sulbarkita.com Eri

Sulbarkita, Mamuju -- Sarang burung walet memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Itulah sebabnya jenis burung bernama latin Collocalia Vestita ini sangat populer dibudidayakan. Tanpa terkecuali di Mamuju,Sulbar.

Di wilayah ini, kita mudah menjumpai tempat budidaya walet. Sejumlah lahan sengaja disediakan warga untuk memulai bisnis tersebut. Bahkan loteng rumah toko pun disulap menjadi sarang walet.

Fredy Lacer Gosal, 39 tahun, salah satu pebisnis sarang burung walet mengatakan sudah lima bulan membangun usaha tersebut. Pria keturunan Tionghoa itu tertarik membudidayakan walet setelah bisnis ini menjamur di Mamuju beberapa tahun terakhir.

Fredy juga melihat potensi bisnis ini besar karena permintaan terhadap sarang burung walet cukup tinggi, “Rekan-rekan bisnis serta keluarga banyak yang mencarinya,” ucap Fredy saat ditemui di Jalan Diponegoro, Mamuju, Sabtu, 6 Januari 2018.

Maklum saja, sarang burung walet memang multiguna. Selain dipercaya bisa menyembuhkan beragam penyakit, walet juga dinilai mampu menjaga kecantikan, obat awet muda, penghambat kanker, menjaga kebugaran tubuh, serta meningkatkan vitalitas.

Walet pun menjadi salah satu primadona komoditi ekspor bagi masyarakat mancanegara seperti China, Malaysia dan Singapura. Wajar bila keuntungan yang bisa diperoleh dari bisnis ini sangat tinggi. Menurut Fredy, sarang burung multi guna itu dapat dibandrol dengan harga mencapai Rp 16 juta hingga 20 juta per kilogramnya.

Namun keuntungan yang besar juga sebanding dengan proses budidaya burung walet. Fredy mengatakan membudidayakan burung walet butuh ketelatenan serta kerja keras, karena yang diternak bukan burung peliharaan, tetapi burung liar yang dibuatkan tempat bersarang. “Nah, tidak gampang memancing walet masuk ke ruangan yang kita siapkan,” kata dia.

Salah satunya caranya adalah menjaga suhu atau kelembaban ruang. Bila ruangan terlalu panas, walet tidak betah di tempat tersebut. Oleh karena itu, membuat tempat walet bersarang membutuhkan modal hingga puluhan juta. Sebab sejumlah peralatan wajib disediakan, misalnya sarana rumah walet dari pipa, menjaga suhu ruangan dengan memasang busa pelapis dinding, tiruan suara walet melalui tweeter panggil serta sound systemnya, peralatan tenaga surya dengan aneka ukuran watt, serta mesin pengembun.

Bagi seorang pemula seperti Fredy, butuh kesabaran menunggu waktu memanen sarang walet. Namun pada kondisi normal, sarang walet dapat dipanen 3 sampai 4 kali dalam setahun, dengan rata-rata jumlah sarang 4 sampai 7 kilo gram per sekali panen. (ERISUSANTO/TSM)



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas