Gula aren atau gula merah begitu lekat dengan lidah masyarakat Sulawesi Barat. Sebagian besar pemanis yang berasal dari Pohon Nira itu menjadi bahan dasar kue khas di wilayah suku Mandar tersebut. Pembuatan kuenya sederhana, tapi hasil akhirnya lezat luar biasa. Mau tahu lebih dalam? berikut di antaranya :
Apang
Kue apang/ FB-Mandarmalabiq
Apang adalah kue khas Mandar, Sulawesi Barat, berbentuk persegi tiga. Warnanya coklat, karena berbahan dasar gula aren. Apang terdiri atas tepung beras yang dikukus di atas cetakan. Dulu, kue ini biasanya dicampur dengan tuak manis agar adonannya bisa mengembang sempurna. Tapi sekarang, kebanyakan adonan diolah dengan baking powder.
Apang ditaburi parutan kelapa muda sehingga empuk di lidah. Cocok untuk disantap bersama kopi di pagi hari. Kue ini banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional Sulawesi Barat.
Paso
Di Mandar terdapat kue tradisional bernama Paso. Dalam bahasa Mandar, Paso berarti paku. Disebut kue Paso karena ujungnya sama-sama lancip. Kue ini menjadi favorit karena rasanya yang luar biasa.
Kua Paso terbuat dari tepung beras, dicampur gula aren cair, serta santan. Adonan kue lalu dimasukkan ke cetakan dari daun pisang yang sudah dibentuk seperti topi ulang tahun. Kue lantas dikukus di dalam panci yang sudah dipasangi penyangga yang biasanya dibikin dari batang pisang.
Nah, adonan itu jangan sampai penuh di dalam cetakan. Karena setelah adonan kue itu matang, kita mesti menuang santan kental ke atasnya. Jangan lupa ya, untuk menambah garam ke dalam santan agar rasanya makin mantap. Sayang, penjual jajanan ini sudah mulai jarang ditemukan di Sulbar.
Bolu Paranggi
Bolu Paranggi serupa mangkok mungil seukuran kepalan tangan balita. Kulit kue ini merekah, menandakan Bolu Paranggi yang berbahan dasar terigu begitu empuk dan lembut di mulut. Belum lagi sensasi legit di lidah yang berasal dari gula aren, yang jadi salah satu bahan penyusun adonan.
Bolu Paranggi diolah di atas cetakan yang dipanaskan dengan bara. Umumnya, kue khas ini banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional Mandar dan warung yang berjejer di sepanjang tepi jalan Sulawesi Barat. Cocok untuk kudapan sore hari, ditemani secangkir kopi tubruk panas.
Kui-kui
Kue buroncong sudah cukup terkenal. Sekilas, kue ini mirip pukis tapi dengan bentuk yang lebih panjang. Buroncong sangat mudah ditemukan di seantero Sulawesi. Namun di Mandar, kue mirip buroncong disebut kui-kui.
Kui-kui terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah dan parutan kelapa muda. Sama seperti membuat buroncong, kue ini pun dituang ke dalam cetakan yang lebih dulu dipanaskan dengan bara. Penasaran rasanya? Jelajahi saja pasar-pasar tradisional Sulbar, dan kita akan menemukan kui-kui di sana.
Roti Pawa
Roti Pawa berbentuk bulat pipih dan berwarna kuning gading. Roti ini dibikin dari olahan terigu dan tepung beras. Yang unik, kita akan menemukan kejutan berupa kacang halus bercampur gula merah dan gula pasir, yang “bersembunyi” di balik daging roti. Kue ini dimasak dengan cara dikukus, lalu ditiriskan di atas daun pisang yang dibentuk mengikuti bentuk roti.
Cucur
Bila berkunjung ke gelaran pernikahan atau khitanan di Sulbar, Anda akan menemukan kue bulat pipih berwarna coklat di antara sajian pesta. Itu karena kue ini menjadi menu wajib di antara sesajian yang biasa disiapkan masyarakat Sulbar dalam acara khusus tersebut.
Namanya cucur. Penganan ini terbuat dari tepung beras dan gula merah yang digoreng dengan minyak kelapa khas Mandar. Tepung biasanya dicampur dengan gula aren yang dihaluskan, kemudian diaduk hingga rata. Adonan lantas dimasukkan ke wajan menggunakan sendok sayur agar hasilnyaberbentuk bulat.
Tetu
Tetu yang biasanya jadi menu berbuka puasa ini disajikan dengan alas daun pandan berbentuk persegi. Bahan utamanya adalah terigu yang dicampur dengan gula merah dan gula pasir secukupnya.
Adonan itu lalu diaduk dengan santan yang encer, untuk menambah rasa gurih. Setelahnya, adonan tetu dikukus di dalam panci hingga matang. Jangan lupa, adonannya jangan sampai memenuhi cetakan daun pandan, ya. Karena di atas adonan itu kita mesti menuangkan lagi santan yang lebih kental, dicampur sedikit garam.
Bikang
Bisa dibilang, serabi adalah salah satu kue favorit warga Indonesia. Kita bisa menemukan serabi di pelbagai pelosok Nusantara, termasuk di Sulbar. Nah, di Sulbar, serabi disebut bikang.
Bikang yang bisa kita jumpai di pasar-pasar tradisional Sulbar diolah dari tepung beras. Adonan itu kemudian dituang ke dalam cetakan tanah liat yang berbentuk bulat seperti pizza. Setelah matang, kue dibentuk segitiga, lalu dituangi lelehan gula aren. Nikmat, bukan? Yuk, berpetualang lidah di Sulbar!
SULBARKITA
sumber foto : mandarmalaqbi/facebook.
mandarcommunity01/facebook.
tommuanemandar.com
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar