Mamuju, Sulbarkita.com -- Sitti Sutinah Suhardi semakin menyiapkan diri menghadapi kancah pertarungan Pemilihan Bupati (Pilbup) Mamuju 2020. Beberapa hal telah ia lakukan dalam menghadapi pesta demokrasi itu. Diantaranya ialah dengan menggandeng sejumlah partai calon pengusungnya.
Sutinah merupakan putri sulung politisi Demokrat yang juga mantan Bupati Mamuju, Suhardi Duka. Perempuan kelahiran Ujung Pandang, 7 Maret 1984 itu bertekad mengikuti jejak sang ayah, kendati ia nantinya bakal melawan petahana Habsi Wahid.
Sutinah menerima kunjungan Sulbarkita.com di kediamannya, Jalan Husni Thamrin, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju pada Sabtu, 14 September 2019 malam. Apa saja yang akan dia persiapkan di Pilbup nanti? Bagaimana ia melihat Mamuju ke depan? Berikut ulasan wawancaranya:
Apa yang membuat Anda memutuskan untuk menjadi salah satu kontestan di Pilkada Mamuju?
Saya mencintai Mamuju, saya ingin melihat Mamuju lebih baik lagi maka saya putuskan untuk maju di Pilkada.
Anda tidak merasa berat melepaskan status Anda sebagai ASN?
Segala keputusan tentu ada konsekuensinya, saya harus bisa berbuat lebih banyak lagi untuk Mamuju ketimbang saya hanya sebagai kepala dinas. Jadi istilahnya kita mundur selangkah untuk bisa berlari.
Mengapa ada kesan Anda terburu-buru mundur dari ASN, apakah ada tekanan?
Sebenarnya tidak ada tekanan. Tapi saya dibatasi oleh undang-undang karena saya masih berstatus ASN. Dari awal kami sudah komitmen untuk tidak melanggar aturan. Kemarin sudah ada pendaftaran di partai, kapan saya memasukkan berkas maka saya sudah kena aturan itu. Dan juga saya berniat untuk maju di Pilkada Mamuju, jadi cepat atau lambat pasti akan keluar juga. Saya tinggal menunggu keputusan dari pak bupati.
Baca juga:
Mundur Sebagai ASN, Sutinah Akan Temui Habsi Pekan Depan
Apa persiapan Anda mengikuti pesta demokrasi itu?
Kami mencoba mendaftar ke partai-partai pengusung diantaranya PDIP dan PAN karena baru dua partai itu yang membuka pendaftaran. Saya juga sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai ASN.
Menurut Anda, masalah apa yang paling urgen diselesaikan di Mamuju?
Dalam sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Sebagai contoh, saya sebagai kepala dinas perdagangan biasanya memantau langsung pasar-pasar tradisional. Saya sangat miris melihat para pedagang yang mengeluh soal omset mereka. Ada yang biasanya memperoleh penghasilan 500 ribu hingga satu juta rupiah perhari, sekarang sudah sangat susah mendapatkan 200 sampai 500 ribu rupiah dengan alasan kurangnya pembeli. Mungkin penyebabnya karena daya beli masyarakat kita rendah. Ini sedang kami pelajari.
Disisi lain, menjelang hari raya harga-harga kebutuhan pokok melonjak. Untuk menangani itu, kami membuka pasar murah. Kalau nantinya saya terpilih, kita akan bekerjasama dengan daerah-daerah penghasil yang akan menyediakan kebutuhan tersebut, agar para penyuplay tidak seenaknya memainkan harga barang. Daerah-daerah itu misalnya dari luar Sulbar, Enrekang, Sulawesi Selatan dan Palu, Sulawesi Tengah.
Sebagai kepala dinas, tentu Anda melihat lebih dekat bagaimana Pemda mengatasi masalah di Mamuju, apa penilaian Anda?
Saya kira sudah bagus, tapi ada beberapa hal masih perlu diperbaiki. Yang paling penting adalah sektor ekonomi. Karena kalau ekonomi bagus maka semua akan mengikuti. Contohnya melalui dinas-dinas, bisalah diporsikan anggaran yang besar supaya programnya bisa berjalan dengan baik.
Bagaimana Anda mengatasi banjir, kemiskinan dan pelayanan publik yang buruk, buktinya ada temuan KPK kemarin, bagaimana solusinya?
Mengatasi banjir membutuhkan dua hal, yaitu kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk ikut mencegah banjir. Ini bisa dilakukan dengan membuatkan program smartcityzen, yakni masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, melakukan penghijauan ataupun sumur buatan. Teknisnya dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Selanjutnya soal pengangguran. Beberapa hal urgen perlu didesain. Pertama peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat agar memiliki daya saing dengan membuatkan program pendidikan dan pendampingan.
Kedua, menciptakan lapangan kerja masyarakat. Salah satu solusinya adalah bersinergi dengan pemerintah desa atau pihak swasta.
Baca Juga:
KPK Temukan Kebocoran Pajak Terparah di Mamuju
Anda akan bersaing dengan petahana yang juga atasan Anda di pemerintah, tanggapan Anda?
Ini bukan masalah persaingan, tapi pemerintah harus dilihat dari progress kerjanya. Meski tidak semuanya jelek, tapi masih banyak hal dalam pemerintahan Habsi-Irwan yang seharusnya bisa diakselerasi.
Prinsip kami, perbaiki yang buruk ambil yang baik untuk dibuat menjadi lebih baik. Mamuju kalau mau “Keren” harus fokus pada sustainable development goals-nya. Ini yang akan kita lakukan pada pemerintahan baru 2020-2025 nanti.
Bagaimana hubungan Anda dengan Habsi sejauh ini?
Komunikasi kami baik. Saya menganggap pak bupati itu sebagai orang tua saya. Apalagi saya juga masih bawahannya di pemerintahan. Kami terakhir berkomunikasi bulan lalu bahas soal bantuan pembangunan 2 pasar tradisional dari pemerintah pusat.
Baca juga:
Sutinah dan Habsi Berebut Restu PDIP di Pilbup Mamuju
Erisusanto
Komentar Untuk Berita Ini (1)
Menandakan kualitas calon pemimpin masa depan ini
Posting komentar