Polewali Mandar

Senin, 24 September 2018 | 13:59

Umar saat berjualan serabi/facebook.com-Umar

Polewali Mandar, Sulbarkita.com--Menyambi sebagai pedagang serabi menjadi cara Umar, 19 tahun, untuk tak kesulitan biaya kuliah di Universitas AL Asyariah Mandar (Unasman). Maklum, mahasiswa semester III jurusan Teknik Informatika itu hidup dari keluarga yang masih serba kekurangan.

Bapak Umar hanya seorang petani padi tradisional. Sedangkan ibunya hanya beraktivitas di rumah. Penghasilan mereka pun cuma untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun Umar tak ingin kondisi tersebut menghalangi cita-cintanya meraih ijazah sarjana. Apalagi Umar hendak menggapai impiannya menjadi pengusaha rumah makan. "Buat apa malu, kan, yang penting halal," kata Umar saat ditemui Sulbarkita.com, Sabtu 22 September.

Pemuda asal Lingkungan Lampa, Kelurahan Mapilli, Kecamatan Mapilli itu menjajakan serabi di Alun-alun Kota Polewali, yang letaknya tepat di depan Kantor Bupati Polman.

Serabi yang dijual Umar di gerobak tersebut dibanderol seharga Rp10 ribu perporsi. Setiap porsi tersaji tiga buah surabi yang bisa bikin perut kenyang. Variasi rasanya pun beragam yakni coklat, susu, keju, oreo, green tea, dan kacang.

Umar tak kesulitan menjual penganan tersebut karena sepintas mirip kuliner khas Sulawesi bernama suraben. Bedanya hanya bahan dasar suraben yang menggunakan gula aren, sedangkan serabi memakai tepung beras. "Saya jualan surabi karena belum ada yang jualan di sini," ucapnya.

Sudah tujuh bulan lamanya gerobak Umar tiap malam mangkal di sebelah utara alun-alun. Wangi adonan serabinya sudah tercium mulai pukul 19.00 WITA dan baru tutup setelah menjelang dini hari.

Kendati tak menyebut keuntungan yang diraihnya dalam berjualan, jeri payah Umar mampu menutupi biaya kos, keperluan sehari-hari, serta pembayaran kuliah. "Saya tiap malam jualan surabi di sini, tapi kalau ada kegiatan kampus saya istirahat dulu," ujar Umar menegaskan kegiatan kampus adalah yang paling utama.

Burhanuddin, salah satu pengunjung Alun-alun Polewali, terkesan dengan semangat Umar berwirausaha. Dia menilai Umar adalah contoh anak muda yang berani menyaingi para pendatang mengelola bisnis kuliner. "Kita banyak kuliner lokal yang bisa menjadi modal untuk berjualan seperti bikan dan putu karoro. Harusnya itu dikembangkan juga," katanya.

Pria paruh baya asal Wonomulyo itu juga memuji serabi jualan Umar yang rasanya renyah. "Enak dipadu dengan secangkir kopi."

AHMAD G



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas