Mamuju

Selasa, 27 November 2018 | 17:10

RS Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso Polda Sulbar/Sulbarkita.com-Erisusanto

Mamuju, Sulbarkita.com – Sejak diresmikan pada 16 April 2018, Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso Polda Sulbar masih enggan ditempati warga untuk berobat. Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Sulawesi Barat, Brigjen Pol. Baharuddin Djafar mengatakan persoalan itu disebabkan oleh masyarakat yang menganggap rumah sakit itu adalah milik polisi.

“Rumah Sakit Bhayangkara bukan hanya melayani polisi,” kata Baharuddin menegaskan saat menggelar Coffee Morning dengan wartawan di Café 85 (Polda Lama), Jalan Ahmad Kirang, Kelurahan Binanga, Mamuju,  Senin, 27 November 2018.

Menurut Jenderal Polisi berbintang satu tersebut hingga sekarang pasien di RS Bhayangkara mayoritas dari kepolisian. Padahal RS itu juga melayani masyarakat umum, “Rumah sakit itu melayani semua masyarakat termasuk yang memiliki BPJS,” ujarnya.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes), Polda Sulbar, AKBP drg. Muhammad Zakir juga mengatakan hal senada. Menurutnya dari 10 sampai 20 pasien, ”Persentasenya mayoritas dari kalangan polisi.”

Zakir pun berharap agar masyarakat Sulbar memberikan kepercayaan kepada rumah sakit Bhayangkara Polda Sulbar untuk diberikan pelayanan kesehatan. “Bahkan mereka yang hanya menunjukkan surat keterangan kurang mampu kami akan layani,” kata dia.

Dari pantauan Sulbarkita.com Senin siang sekitar pukul 15.00 WITA, rumah sakit berlantai 2 itu memang cukup sepi. Dari halaman depan RS, hanya terdapat 6 orang petugas kepolisian tampak berjaga-jaga. Lainnya pekerja bangunan yang tengah memperbaiki atap depan rumah sakit.

Selama Sulbarkita.com mengunjungi rumah sakit berlokasi di Jalan Arteri, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Mamuju itu, hanya ada sekitar empat orang pengunjung rumah sakit yang datang.

Penanggung Jawab Perawatan RS Bhayangkara Indri, mengakui bahwa pasiennya memang rata-rata berasal dari kepolisian. Namun, Indri menyatakan pasien umum sudah mulai meningkat, “Saat ini sebanyak 16 orang pasien. Hanya 1 orang pasien dari keluarga polisi,”ujarnya kepada Sulbarkita.com.

Indri menambahkan, selama beroperasi jumlah keseluruhan pasien mencapai 1.700 orang. Seusai dibuka April, jumlah pasien rata-rata 20-an orang perbulan. Sekarang sudah mencapai 100 pasien perbulan. “Pasien dari seluruh Kabupaten di Sulbar. Paling jauh Topoyo, Mamuju Utara," ujarnya.

ERISUSANTO



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas