Wisata

Selasa, 18 September 2018 | 02:14

Sungai Limbong Sitodo/Sulbarkita.com-Ahmad

Polewali Mandar,--Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat dikenal dengan beraneka objek wisata alam. Salah satunya Permandian alam Limbong Sitodo, di Kecamatan Anreapi.

Saat musim liburan tiba, Limbong Sitodo kerap ramai dipadati pengunjung baik lokal maupun luar daerah. Panorama alam serta kesejukan air sungai dari mata air pegunungan, menjadi daya tarik tempat wisata tersebut.

Belum lagi hamparan bebatuan di antara aliran sungai, pepohonan nan asri, serta udara yang sejuk.Wajar bila tempat ini kerap menjadi lokasi syuting video klip lagu-lagu daerah Mandar.

Lokasinya pun cukup strategis, hanya berjarak enam kilometer dari Kota Polewali dengan waktu tempuh setengah jam. Dari Pasar Sentral Pekkabata sekitar tujuh kilometer, sementara dari Terminal Angkutan Darat Tipalayo berjarak 10 kilometer.

Namun tak ada kendaraan umum yang melintas di wilayah tersebut. Hal itu tak lepas dari kondisi jalan yang curam dan belum sepenuhnya dibalut aspal. Sehingga pengunjung disarankan menyewa mobil untuk berkunjung ke sana. Bila menyewa sepeda motor, harganya sekitar Rp 25 ribu.

Sayangnya, potensi wisata Sungai Limbong Sitodo tak mendapat perhatian yang maksimal dari pemerintah. Terbukti fasilitas yang telah dibangun di sana tak mendapatkan perawatan yang baik, misalnya surau, kamar mandi, hingga tempat duduk pengunjung yang kotor, keropos, serta dipenuhi ilalang.

Pun demikian tiga unit gazebo yang dulu mempercantik objek wisata tersebut. Kini raib entah ke mana. Kondisi tersebut pun berangsur membuat pengunjung ogah ke tempat wisata tersebut. “Hampir tiga tahun terakhir tak ada lagi aktivitas pengunjung,” kata Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat( Kasi Kesra) Kelurahan Anreapi Muhammad Ridwan, Kamis 12 September lalu.

Ridwan mengatakan sepinya pengunjung bukan semata karena fasilitas wisata yang minim. Namun pengunjung terganggu oleh sengketa lahan yang berada di sekitar lokasi permandian. Lahan tersebut bermasalah setelah dijadikan tempat parkir para wisatawan.

Abdul Rahman, salah satu warga Anreapi mengatakan luas lahan yang disengketakan warga mencapai satu hektar. Ia pun berharap Pemda Polman segera mencari solusi agar aktivitas pengunjung kembali bergairah, "Semoga ada jalan keluar dari pemerintah.”

AHMAD G.

 

 

 



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas