Polewali Mandar

Jumat, 11 Januari 2019 | 15:13

Pasangan Suami Istri Rahmat dan Nasrawati serta pengurus Baznas Polman/Sulbarkita.com-Ahmad G

Polman, Sulbarkita.com -- Semangat mencari nafkah ditunjukkan Pasangan Suami Istri (Pasutri) tuna netra Rahmat, 33 Tahun dan Istrinya Nasrawati, 24 Tahun yang keduanya menderita kebutaan. Sehingga dalam aktivitas kesehariannya, pasutri tersebut mengandalkan pendengaran dan tongkat untuk berjalan.

Namun keterbatasan itu tidak membuat mereka lantas menyerah. Pasutri ini pun membuka usaha jasa pijat refleksi dan lulur wanita yang mereka kelolah sendiri. Hingga sang suami, yakni Rahmat kemudian berinisiatif mengajukan permohonan bantuan dana usaha ke kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Polewali Mandar.

Gayung bersambut, Baznas mengabulkan permintaan Pasutri ini dengan membangunkan klinik pijat semi permanen berukuran 3 kali 8 meter yang terletak di samping kantor Baznas Polewali Mandar, Jalan Muh. Yamin, Pekkabata. Dari klinik yang diberi nama Akhdan inilah mereka mengembangkan usahanya tersebut.

Saat ditemui di kliniknya, Rahmat yang merupakan lulusan Strata 1 (S1) Fakultas Pendidikan Luar Biasa tersebut menjelaskan tarif yang dikenakan bagi pelanggannya. “Jika pelayanan dilakukan di luar klinik tarifnya Rp. 100 ribu perjam, tapi jika di klinik tarifnya Rp. 70 ribu perjam. Sedangkan untuk jasa luluran yang dilakukan di luar klinik tarifnya Rp. 150 ribu perjam dan jika pelayanannya di klinik tarifnya Rp. 100 ribu,” ujarnya kepada Sulbarkita.com, Kamis, 10 Januari 2018.

Sementara itu sang istri yaitu Nasrawati, juga merupakan lulusan Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Haluleo Kendari, Sulawesi Utara. Ia mengaku memperoleh ide usahanya tersebut setelah mengikuti pelatihan tuna netra di Manado, Sulawesi Utara yang diadakan Kementeri Sosial.

Namun bukan hanya ide tersebut, pada pelatihan itu pula Nasrawati berjumpa dengan Rahmat yang memiliki ide yang sama. “Kami akhirnya menikah pada 2016 lalu dan sekarang kami dikaruniai satu anak laki-laki yang sekarang berumur 18 bulan,” kata dia.

Nasrawati menceritakan perjuangannya dalam menjalani usaha tersebut. “Kalau ada panggilan jasa pijat dan lulur yang jaraknya jauh, kami menggunakan kendaraan becak motor (bentor). Tapi jika jaraknya dekat, suami saya pergi dengan berjalan menggunakan tongkat seperti halnya saat ia pergi mengajar,” ujarnya. Rahmat, selain membantu sang istri bekerja di klinik, Ia juga merupakan salah seorang guru kontrak di Sekolah Luar Biasa (SLB) Polewali.

Ketua Baznas Polman Nur Rahman menuturkan bantuan ruangan klinik tersebut terdiri dari dua ruangan. Satu ruangan khusus pelanggan laki-laki dan ruangan lainnya untuk perempuan. “Kami siapkan ruangan kosong disamping kantor. Mereka bukan hanya kekurangan materi tapi juga cacat fisik,” Ujarnya. Adapun biaya renovasi klinik tersebut sebesar Rp. Lima juta rupiah.

Sekertaris Baznas Polman, Jamaluddin menegaskan jika pasutri tuna netra ini layak diberi bantuan, sebab Rahmat merupakan anggota Tuna Netra Muslim Indonesia. “Setelah ditelusuri kediamannya, Pasutri ini layak untuk diberikan bantuan melalui pengelolaan dana Zakat Infaq dan Sadaqah (ZIS),” katanya.

Jamaluddin menambahkan pihaknya tertarik membantu Pasutri tuna netra ini karena mereka profesional, ditandai dengan keikutsertaannya pada pelatihan keterampilan yang diadakan Kementerian Sosial. Jamaluddin berharap fasilitas tersebut dapat mereka terima apa adanya. “Kami berkomitmen untuk membantu mereka secara berkesinambungan, sehingga kegiatan usahanya dapat memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat,” ujarnya.

Ahmad G



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas