Mamasa dulunya bagian dari Kabupaten Polewali sehingga disebut Polewali Mamasa. Kini Mamasa menjadi kabupaten sendiri setelah dimekarkan pada 2002. Kabupaten seluas 3.005 kilometer persegi ini terdiri dari 7 kecamatan dan 123 kelurahan/desa.
Mamasa cukup unik karena satu-satunya wilayah di Sulawesi Barat yang tidak berpusat di pesisir pantai. Lokasinya di pegunungan dengan ketinggian ± 1000 kaki di atas permukaan laut.
Dari segi budaya, Mamasa lebih dipengaruhi Tana Toraja dibanding suku-suku di Sulbar pada umumnya. Maklum, daerah ini hanya berjarak sekitar 80 kilometer dari destinasi wisata Sulawesi Selatan itu. Walhasil, Mamasa ikut dijadikan kota wisata oleh pemerintah Sulbar.
Kabupaten ini memang memiliki segudang tempat wisata di antaranya permandian air panas Kole Rambusaratu,Malimbong, air terjun Liawan, Sollokan, serta Sambabo. Bagi pecinta alam tersedia pula pendakian ke puncak Gunung Mambuliling dan Mussa Ballapeu. Serta wisata sejarah seperti pekuburan tua Minanga dan Gereja Klasis Tawalian, peninggalan Belanda.
Mamasa berpenduduk sebanyak 203.054 orang dewasa pada 2014. Pendapatan per kapita warganya sekitar Rp 6,5 juta/tahun pada 2012, dengan penghasilan terbesar disumbang sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan. Pertumbuhan ekonominya terbilang lumayan yakni mencapai 6,62 persen pada tahun yang sama.
TRANSPORTASI KE MAMASA
Jarak dari Mamuju, ibu kota Sulbar, ke Mamasa sejauh 148 kilo meter dengan waktu tempuh sekitar sekitar 5-6 jam. Sedangkan dari Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, sekitar 340 kilometer atau sekitar 10 jam. Adapun dari Polewali Mandar, sebagai daerah asal sebelum dimekarkan, sekitar 93 kilometer atau 3-4 jam.
Sama seperti daerah Sulbar pada umumnya, ke Mamasa melalui jalur darat menggunakan bus dan omprengan dengan fasilitas AC dan non-AC. Tarif dari Makassar mencapai Rp 200 ribu. Sedangkan dari Mamuju dikisaran Rp 140-160 ribu.
Letak geografis yang cukup dekat dengan Toraja membuat daerah ini juga menyediakan fasilitas angkutan umum untuk dua daerah ini. Menggunakan bus, anda hanya merogok kocek kisaran Rp 8 ribu-Rp 100 ribu. Namun kondisi jalan yang belum baik membuat jarak tempuhnya hingga 10 jam.
Jalur darat itu kerap menjadi polemik karena tak terawat dengan baik. Tak jarang, kita menemukan jalan berlubang, berlumpur, dan tak beraspal bila sudah melewati kota Polewali. Akibatnya, jarak tempuh normal kadang meleset dari perkiraan. Namun hamparan hutan hijau yang terbentang di kanan kiri jalan bakal menghilangkan rasa bosan di perjalanan. Di sana ada barisan hutan pinus nan hijau serta sejuk.
Pembangun bandar udara perintis bernama Bandara Sumarorong sangat membantu mengurangi masalah transportasi ke daerah ini. Bandara dengan panjang landasan pacu 900 meter dan lebar 30 meter telah beroperasi pada 2014. Pesawat yang menggunakan jasa bandara tersebut milik Aviastar, maskapai penerbangan domestik yang berbasis di Jakarta Timur.
Berkapasitas 18-20 orang, pesawat ini mampu membawa penumpang dari Makassar ke Mamasa dengan jarak tempuh sekitar 50 menit. Sedangkan dari Mamuju ke Mamasa sekitar 20 menit. Harganya pun lumayan murah, dari Makassar atau sebaliknya Rp 260 ribu rupiah. Sementara dari Mamuju dan sebaliknya Rp 275 ribu rupiah.
BPS | INTERSEKSI | INDONESIANA | WIKIPEDIA
sumber foto : mamasakab
Komentar Untuk Berita Ini (1)
Apakah penerbangan menuju Mamasa (Sumarorong) masih ada, jadwalnya hari apa saja. Terima kasih
Posting komentar