Majene

Jumat, 20 September 2019 | 16:11

BJ Habibie dan Jusuf Kalla/ Sumber: Instagram BJ Habibie

Majene, Sulbarkita.com -- Kecedasan almarhum Baharuddin Jusuf Habibie kerap menjadi perbincangan masyarakat Tanah Air sejak kali pertama kemunculannya sebagai salah satu putra yang mengharumkan Indonesia di kancah Internasional. Bahkan tak sedikit orang tua yang berharap anak-anaknya kelak sepintar presiden ketiga Indonesia tersebut.

Mungkin harapan inilah yang kemudian menjelma menjadi legenda dalam cerita-cerita rakyat di sejumlah daerah, salah satunya di Sulawesi Barat. Konon, medio 60-an, berkembang cerita soal sosok anak yang hilang bernama Habie. Mereka menduga Habie itu adalah Habibie yang kala itu sudah menjadi bos di salah satu lembaga riset di Jerman.

“Puaq Kacoq, orang Mage (nama lama sebuah daerah di sekitar Pamboborang, Majene), dulu bercerita kepada saya bahwa Habie diculik tentara Belanda waktu kecil,” ujar Sahari, 74 Tahun, Warga Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene.

Menurut Sahari, Habie yang saat itu baru berusia sekitar 6 tahun hilang saat sedang mencari pakan ternak. Dia diduga diculik dan disekolahkan oleh Belanda karena Habie dikenal anak yang cerdas, jauh di atas rata-rata anak sebayanya.

Ketika nama BJ Habibie muncul ke publik, kata Sahari, banyak yang menduga dia adalah Habie yang sudah dewasa. Apalagi keduanya sama-sama berasal dari Sulawesi Selatan (Majene masih menjadi wilayah Sulsel saat itu).  

Rasa penasaran masyarakat Majene semakin kuat kala Habibie yang sudah menjadi Menteri Riset dan Teknologi era Soeharto, berkunjung ke Majene sekitar 1983. “Banyak masyarakat yang mau lihat langsung Habibie untuk memastikan apakah dia memang Habie atau bukan,” katanya.

Sahari yang juga penasaran langsung mendatangi tempat kunjungan Habibie di Majene. Sahari mengaku kaget melihat wajah Habibie, “Saya kaget karena ternyata dia memang sangat mirip dengan Pua' Mamba,” kata Sahari. Sahari mengatakan Pua’ Mamba adalah warga Binanga, Kecamatan Sendana yang merupakan kakak kandung Habie, anak kecil yang diculik Belanda.

Legenda yang sama juga pernah didengar Hanapi, Kepala Dusun Totolisi. Dia mengaku mendengar cerita dari orang tuanya bahwa Habibie adalah Habie, yang merupakan adik kandung Pua’ Mamba.

“Jadi orang tua dulu bilang, Habibie itu adalah Habie. Sedangkan nama depannya BJ kepanjangan dari Balasse John. Balasse adalah ayah Habie dan John itu pemberian serdadu Belanda yang menculiknya,” kata Hanapi di kediamannya, Rabu, 18 September 2019.

Namun Hanapi menilai itu adalah bagian dari cerita rakyat. Sudah menjadi pengetahuan umum masyarakat bahwa BJ Habibie adalah putra Bugis yang besar di Gorontalo. Kedua orang tuanya adalah Alwi Abdul Jalil Habibie dan ibunya RA Tuti Marini.

Haslan Syahril



Komentar Untuk Berita Ini (1)

  • Tasriq Jumat, 20 September 2019

    Cerita ini memang ada, sejak adanya BJ Habibie di Majene, cerita ini berkembang di mulai dari dinas pendidikan Kec. Pamboang syg dulu di sebut kantor dinas pendidikan dan kebudayaan kecamatan pmboang, pertama sekali syg menceritakan ini adalah bapa saya A

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas