Cuka tersebut diketahui disimpan di wadah plastik yang tadinya digunakan untuk untuk menyimpan bahan anti beku. Keracunan ini terjadi di wilayah Xinjiang, dimana populasi warganya terdiri dari warga minoritas Muslim Uighur. Demikian diberitakan Xinhua, Selasa (23/8/2011).
Dilaporkan, korban merasa sakit setelah berbuka puasa dengan mengkonsumsi cuka beracun ini. Tetapi polisi belum mengkonfirmasi asal insiden keracunan ini.
Sementara wadah plastik tersebut dipastikan biasa digunakan untuk menyimpan bahan anti-beku yang biasa digunakan untuk mendinginkan mesin.
Selain menewaskan 11 orang insiden ini juga menyebabkan 140 orang lainnya terluka. Enam anak-anak turut tewas dalam kejadian ini.
Dalam skandal keracunan makanan lainnya, sebuah produsen sarang burung walet di Negeri Tirai Bambu itu terpaksa menarik produknya. Hal ini ini dilakukan karena sarang burung itu dikabarkan mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker.
Sarang burung walet tersebut dikabarkan mengandung sodium nitrite yang biasa digunakan untuk mengawetkan daging. Produk sarang burung yang biasa digunakan untuk pengobatan tersebut, diketahui diimpor dari Malaysia.
Kasus keracunan makanan di China memang kerap terjadi meski pejabat setempat bersumpah untuk membersihkan negara tersebut dari pelanggaran aturan kesehatan makanan, yang terus-menerus dilanggar oleh produsen makanan.
Awal bulan ini, sekira 2.000 orang ditangkap akibat kaitannya dengan kasus keracunan makanan. Selain itu Pemerintah China juga menutup hampir 5.000 tempat usaha yang terlibat dengan keracunan makanan.
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar