Mamuju, Sulbarkita.com -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat akan membuat strategi peningkatan penghasilan pada sektor kelautan dan perikanan. Hal itu untuk menyiapkan provinsi yang berhadapan langsung dengan laut ini dalam menyambut Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur.
“Sulbar berhadapan langsung dengan Ibu Kota Negara. Kita akan berupaya menjadi penyangga Ibu Kota Negara ke depan,” ujar Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Bidang, Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Sulbar, Wawan Jurwanto, saat menggelar diskusi di Ngalo Rock Café, Jalan Andi Makkasau, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Minggu, 3 November 2019 malam.
Untuk itu, kata Wawan, Gubernur Sulbar harus memberikan alokasi anggaran lebih pada sektor kelautan dan perikanan yang tertuang dalam Rencana Penganggaran Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulbar. “Potensi laut Sulbar sangat besar, tapi RPJMD tidak fokus pada sektor kelutan dan perikanan,” kata dia.
Baca Juga:
Sulbar Bakal Jadi Gerbang Baru Indonesia Timur
Menurut Wawan, ke depan pengelolaan Pelabuhan Kasiwa, Lantora dan Banggae akan ditangani langsung oleh DKP Sulbar. “Jadi kita akan mengucurkan anggaran lebih banyak untuk pelabuhan karena pemanfaatan hasil laut tumpuannya di pelabuhan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Ikatan Sarjana Perikanan (Ispikani) Sulbar, Dr. Suyuti Marzuki mengatakan, sumber daya kelautan dan perikanan di Sulbar belum maksimal dikelola oleh Pemerintah Sulbar, misalnya penyediaan sarana pelabuhan dan alat penangkapan ikan bagi nelayan.
“Kalau bisa Sulbar memiliki kapal penangkap ikan berukuran 100 GT hingga 10 unit itu sangat luar biasa. Apalagi jumlah nelayan Sulbar dari tahun ke tahun semakin menurun, pemerintah harus memikirkan hal itu,” ucap Suyuti.
Suyuti yang mengawal perumusan RPJMD Sulbar 2020 mengaku akan merumuskan strategi pengolaan potensi kelautan. “Saya akan membuat strategi itu untuk dimasukkan dibatang tubuh aturan daerah,” kata dia.
Data yang dihimpun dari DKP Sulbar, jumlah total nelayan di Sulbar pada 2014 sebanyak 57.533, pada 2015 berjumlah 57.318, pada 2016 meningkat 58.463, pada 2017 jumlahnya tetap, sedangkan pada 2018, menurun drastis hingga 32.156 nelayan.
“Pemerintah harus pikirkan hal itu, kemana nelayan Sulbar ini. Apakah mereka beralih profesi ataukah karena ada kendala lain,” kata Suyuti.
Erisusanto
Komentar Untuk Berita Ini (0)
Posting komentar