Majene

Minggu, 16 September 2018 | 03:42

Keluarga Samsul, korban penyanderaan Abu Sayyaf/Sulbarkita.com-Ashari

Majene, Sulbarkita.com – Saenab, 70 tahun, tak henti menangisi putranya Samsul Saguni, 38 tahun, yang dikabarkan disandera kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf. Sebagai seorang ibu, Saenab khawatir keselamatan putranya terancam akibat peristiwa tersebut.

“Dia seorang penyabar dan jarang sekali marah," kata Saenab kepada Sulbarkita.com saat disambangi di kediamannya di Dusun Tosalama, Desa Lalatedong, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Jumat, 14 September 2018.

Samsul adalah adalah seorang kapten Kapal Motor Dwijaya I, milik pengusaha Malaysia. Ia dikabarkan ditangkap kelompok Abu Sayyaf bersama Hamdan alias Osman, anak buahnya yang juga dari Lalatedong, saat mencari ikan di perairan Pulau Gaya Semporna, Sabah, Malaysia sejak Senin, 10 September 2018.

Keluarga mengetahui Samsul menjadi sandera Abu Sayyaf, karena rekan kerjanya menelepon dari Malaysia. Penyanderaan disebut melibatkan puluhan anggota kelompok Abu Sayyaf saat Samsul terlelap Selasa dini hari.

Menurut Saenab, anak sulungnya tersebut merupakan tulang punggung utama keluarga. Dari penghasilannya sebagai nelayan, Samsul menghidupi istri dan dua anaknya. “Saat sepupunya menikah, dia yang biayai,” kata Saenab sembari mengaku ekonomi keluarganya terganggu akibat musibah tersebut.

Fitriani, 28 tahun, istri Samsul berharap pemerintah turun tangan untuk membebaskan suaminya dari penyanderaan. Ia juga berharap perekonomiannya dibantu karena kesulitan akibat musibah tersebut. “Saya berharap suami pulang dan berkumpul kembali bersama kami," ujar Fitriani.

MUHAMMAD ASHARI



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Posting komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas